
Headline24jam.com – Leicester City menghadapi musim baru dengan ketidakpastian setelah mengalami relegasi dari Premier League ke Championship. Dalam beberapa minggu setelah akhir musim sebelumnya, manajer Ruud van Nistelrooy meninggalkan klub, dan Marti Cifuentes diangkat sebagai penggantinya.
Setelah satu bulan kompetisi, para pendukung Leicester mulai optimis bahwa mereka dapat bersaing untuk meraih gelar juara. Sebagai permulaan, tim telah memenangkan tiga dari empat pertandingan pertama mereka, berkat penerapan taktik Cifuentes yang cepat dan efektif.
Harry Winks: Keputusan yang Dipertanyakan
Salah satu pemain yang bertahan di klub meski ada banyak perubahan adalah Harry Winks. Pemain berusia 29 tahun ini memiliki peluang untuk pindah ke Brentford, Fiorentina, atau Valencia, namun transfer tersebut tidak terwujud. Keputusan ini bisa berakibat terpuruk bagi Leicester, baik dari segi finansial maupun performa di lapangan.
Penjualan Pemain Lainnya
Leicester melakukan sejumlah penjualan pemain menjelang akhir jendela transfer, termasuk Conor Coady, Wilfred Ndidi, Mads Hermansen, Kasey McAteer, James Justin, dan Bilal El Khannouss. Penjualan ini menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan anggaran setelah turun ke divisi kedua.
Kontrak dan Nilai Transfer
Winks, yang sebelumnya dibeli dari Tottenham Hotspur dengan fee sekitar £10 juta, kini terancam kehilangan nilai jualnya menjelang akhir kontrak yang akan berakhir tahun depan. Posisinya tampak tidak aman di bawah Cifuentes, yang lebih memilih pemain dengan mobilitas yang tinggi.
Ketidakcocokan dengan Gaya Permainan Cifuentes
Cifuentes mengadopsi gaya permainan yang berbeda dibandingkan pendahulunya, berfokus pada energi dan mobilitas. Winks, yang sebelumnya berperan penting di lini tengah saat Leicester meraih gelar di divisi kedua, kini terlihat kurang sesuai dengan filosofi manajer baru. Penambahan Jordan James yang dipinjam dari Stade Rennais semakin menyulitkan posisi Winks.
Dalam konteks ini, keputusan Leicester untuk menyimpan Winks meski ada tawaran bisa menjadi kesalahan manajerial. Dengan gaji yang diperkirakan mencapai £90.000 per minggu, risiko kehilangan pemain dengan nilai tinggi baik secara finansial maupun performa menjadi semakin besar.
Kualitas dan keahlian Winks mungkin akan berguna dalam beberapa pertandingan, tetapi keuntungan tersebut tampaknya tidak cukup signifikan untuk mengabaikan implikasi finansial enggan menjualnya di musim panas.