
Headline24jam.com – Presiden Prabowo Subianto akan menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, pada tahun ini. Kehadiran ini menjadi momentum penting karena merupakan pertama kalinya dalam satu dekade terakhir kepala negara Indonesia ikut serta secara langsung dalam forum internasional tersebut.
Partisipasi Strategis
Presiden Prabowo dijadwalkan sebagai pembicara ketiga dalam sesi umum sidang. Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Tri Tharyat, mengungkapkan bahwa partisipasi Presiden sangat signifikan bagi posisi Indonesia di kancah global.
“Presiden direncanakan hadir, menandai kehadiran kepala negara Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB dan beliau akan diberikan kesempatan sebagai pembicara ketiga,” ujar Tri Tharyat di kantor Kemlu, Jakarta, Kamis (11/9).
Kehadiran Pemimpin Dunia
Saat ini, sebanyak 145 pemimpin dunia telah mengonfirmasi kehadiran mereka dalam Sidang Majelis Umum PBB tahun ini. Dari jumlah tersebut, 137 merupakan kepala negara atau pemerintahan, sementara lima wakil presiden dan tiga wakil perdana menteri juga akan hadir.
“Negara-negara yang tidak mencakup dalam 145 tersebut biasanya akan diwakili oleh menteri luar negeri masing-masing,” lanjutnya.
Makna Strategis Sidang PBB
Sidang PBB tahun ini dianggap memiliki makna strategis, bertepatan dengan peringatan 80 tahun berdirinya organisasi internasional tersebut. Terdapat acara peringatan serta pertemuan penting mengenai solusi dua negara pada tanggal 22 September.
“Undangan untuk Indonesia mencakup semua tingkatan, mulai dari kepala negara hingga ahli,” jelas Tri.
Agenda Pertemuan
Sepanjang pekan sidang, akan ada setidaknya 176 pertemuan resmi yang dilaksanakan. Kehadiran Presiden Prabowo di New York menjadi kesempatan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam berbagai isu global.
“Rinciannya, ada 11 acara resmi PBB, sembilan acara lain, serta 13 forum di luar PBB, seperti pertemuan ASEAN dan BRICS,” pungkasnya.
Partisipasi ini penting untuk meningkatkan keterlibatan Indonesia dalam berbagai diskusi global, ditambah dengan adanya 114 side events dan kegiatan lain di luar markas besar PBB.