
Headline24jam.com – Masjid Agung Baing Yusuf di Purwakarta menjadi simbol penting dalam sejarah perkembangan agama Islam. Terletak di kompleks Pemerintah Kabupaten Purwakarta, masjid ini dibangun oleh Syekh Baing Yusuf, keturunan Prabu Siliwangi, pada tahun 1826. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah tersebut.
Napak Tilas Sejarah Masjid Agung Baing Yusuf
Meskipun sudah beberapa kali direnovasi, ciri khas Masjid Agung Baing Yusuf tetap terjaga. Dua menara kembar dan ornamen tradisional masih bisa ditemukan di dalamnya. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1926, diikuti dengan pengembangan lain hingga tahun 1994.
Awal Pendirian dan Renovasi Masjid
Syekh Baing Yusuf, pelopor pembangunan masjid ini, merupakan keturunan ke-24 dari Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Masjid awalnya berdiri sebagai padepokan bergaya khas Jawa Barat. Sejak saat itu, berbagai tahap renovasi telah memperkaya struktur dan fungsi bangunan.
Renovasi kedua ditangani oleh Ibrahim Singadilaga pada tahun 1955, di mana bangunan kantor penghulu ditambahkan. Renovasi selanjutnya di tahun 1967, memperluas sayap kanan dan menambah tempat wudhu. Renovasi besar terakhir dilakukan antara 1993 hingga 1994 oleh Bupati Purwakarta, Drs. H. Bunyamin Dudih.
Tempat Penyebaran Islam Pertama
Masjid Agung Baing juga dikenal sebagai salah satu tempat awal penyebaran Islam di Purwakarta. Dengan fokus pada kelompok Badega di kawasan Kutawaringin, Syekh Baing Yusuf berhasil menarik perhatian masyarakat yang saat itu masih memeluk agama Hindu.
Setelah wafat pada tahun 1854, Syekh Baing Yusuf dimakamkan di belakang masjid, di mana juga terdapat makam bupati Purwakarta dan Karawang. Sampai hari ini, makamnya menjadi tempat ziarah bagi banyak peziarah dari berbagai daerah.
Mengenal Sosok Syekh Baing Yusuf
Syekh Baing Yusuf adalah putra bupati Bogor yang lahir sekitar tahun 1709. Dikenal sebagai sosok beragama, ia menonjol dalam penguasaan bahasa Arab sejak usia tujuh tahun. Di usia 24 tahun, ia kembali ke Indonesia setelah menghabiskan 11 tahun di Mekah.
Peninggalan Bersejarah Syekh Baing Yusuf
Selain masjid, berbagai peninggalan Syekh Baing Yusuf masih bisa ditemukan di kompleks masjid. berbagai karya, termasuk kitab fikih berbahasa Sunda dan sebuah pedang panjang yang digunakan saat khutbah Jumat, menjadi saksi bisu perjalanan sejarahnya.
Masjid Agung Baing Yusuf terus memegang peranan penting tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat, terutama selama bulan Ramadan.