
Headline24jam.com – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat mulai mengambil langkah mitigasi terhadap potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat peralihan pekerjaan dari tenaga manusia ke robot dan kecerdasan buatan (AI) di sektor industri. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi dampak efisiensi yang ditimbulkan di sektor padat karya, terutama di bidang garmen dan tekstil.
Dampak Peralihan ke Otomatisasi
Kepala Bidang Hubungan Industrial Disnakertrans Jawa Barat, Firman Desa, menjelaskan bahwa peralihan tenaga kerja manusia dengan teknologi seperti robot dan AI sudah sering diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli. Perubahan ini dapat berdampak langsung pada jumlah tenaga kerja, khususnya di industri yang padat karya.
“Banyak perusahaan telah mulai mengefisiensikan penggunaan sumber daya manusia dengan mengganti mereka dengan teknologi. Kami sedang memitigasi situasi ini,” ungkap Firman pada Sabtu (13/9/2025).
Fokus pada Sektor Padat Karya
Disnakertrans Jawa Barat saat ini tengah memprioritaskan mitigasi PHK di sektor padat karya, seperti garmen dan tekstil. Keduanya menjadi fokus utama karena berisiko tinggi akibat peralihan tenaga kerja manusia ke robot dan AI.
“Garmen dan tekstil adalah sektor yang jelas berpotensi terpengaruh. Belum lagi ada tantangan dari krisis global yang berdampak pada penurunan permintaan,” tambahnya.
Upaya Upskilling dan Reskilling
Untuk menekan potensi PHK, Disnakertrans Jawa Barat melaksanakan program upskilling (peningkatan keterampilan) dan reskilling (pelatihan ulang). Ini bertujuan agar tenaga kerja yang terancam dapat segera mendapatkan pekerjaan kembali di sektor formal, informal, atau memulai usaha sendiri.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pelatihan keterampilan. Dengan begitu, ketika PHK terjadi, mereka bisa lebih cepat kembali ke pasar kerja, baik di sektor formal, informal, maupun sebagai wiraswasta,” tutup Firman.
(Reza/R7/HR-Online/Editor-Ndu)