
Headline24jam.com – Sebuah penelitian terbaru oleh para profesor hukum, Maria Salvatrice Randazzo dan Guzyal Hill, menyoroti masalah besar dalam kecerdasan buatan (AI). Mereka menyatakan bahwa AI saat ini berfungsi sebagai "black box" yang penuh ketidakpastian, di mana input dan output ada, tetapi proses yang terjadi di tengahnya, tidaklah transparan.
Masalah Transparansi AI
Randazzo menekankan bahwa kurangnya regulasi yang memadai dapat memperburuk situasi ini. "AI tidak transparan dan tidak dapat diandalkan," ungkapnya. Keputusan yang diambil oleh algoritma AI sulit untuk dijelaskan atau direplikasi oleh manusia, sehingga masyarakat tidak mudah mengetahui apakah hak-hak mereka dilanggar.
Contoh Kasus Nyata
Pada bulan lalu, startup AI Anthropic setuju untuk membayar 1,5 miliar dolar AS kepada ribuan penulis sebagai penyelesaian gugatan kelas. Hal ini menyusul dugaan bahwa mereka telah menggunakan jutaan buku yang diunduh secara ilegal untuk melatih chatbot mereka. Sebelumnya, AI juga menghadapi kritik di Inggris terkait penggunaannya dalam sistem peradilan yang memperempatan prasangka manusia.
Keterbatasan AI
Walaupun AI sangat maju, menurut Randazzo, "AI tidak cerdas dalam pengertian manusia." Ia hanya dapat mengenali pola tanpa proses berpikir yang peka. "Tidak ada pemahaman atau empati; ini semua hanya pertukaran data yang terpisah dari konteks," jelasnya.
Pendekatan Regulasi yang Berbeda
Randazzo dan Hill mengidentifikasi tiga pendekatan berbeda dalam regulasi AI di dunia.
Pendekatan Sentralisasi Negara
China cukup menekankan bahwa pemerintahlah yang seharusnya memimpin regulasi AI, memperkuat sistem pemerintahan otoriter mereka.
Pendekatan Berbasis Manusia
Uni Eropa menekankan nilai-nilai kemanusiaan dalam pengembangan dan pengawasan AI, memastikan perlindungan hak asasi manusia.
Pendekatan Berbasis Pasar
Di AS, pendekatan yang diambil adalah multi-pemangku kepentingan, di mana sektor swasta berperan besar dalam regulasi. Namun, hal ini dapat menimbulkan risiko bagi stabilitas dan keamanan negara.
Perlunya Regulasi Global
Randazzo dan Hill lebih memilih pendekatan Eropa yang menekankan regulasi kuat untuk melindungi martabat manusia. Mereka memperingatkan bahwa tanpa adopsi global, semua negara akan terancam oleh AI yang tidak teratur.
"Masyarakat tidak boleh dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan ekonomi," tutup Randazzo.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Australian Journal of Human Rights.