
Headline24jam.com – Sebuah studi terbaru dari NASA mengungkapkan bahwa aktivitas Matahari kini sedang meningkat, sebuah penemuan yang mengejutkan para astronom yang sebelumnya menduga adanya penurunan aktivitas yang berkepanjangan.
Penemuan Sejak Dulu
Fenomena sunspot atau bintik matahari sudah dikenal manusia sejak sekitar 800 SM, saat astronom Cina mencatatnya dalam kitab I Ching.
Aktivitas Magnetik yang Kuat
Menurut National Weather Service, sunspot adalah area dengan medan magnet yang sekitar 2.500 kali lebih kuat dari Bumi. Medan magnet yang kuat ini meningkatkan tekanan magnetik, sementara tekanan atmosfer di sekitarnya menurun, menyebabkan suhu di area tersebut lebih rendah dibandingkan sekitarnya.
Siklus Matahari
Setelah penemuan teleskop pada 1608, astronom mulai memantau sunspot dengan lebih baik dan menemukan pola aktivitas yang tidak acak. Aktivitas Matahari mengikuti siklus sekitar 11 tahun yang dikenal sebagai siklus Schwabe, dinamai astronom Jerman Heinrich Schwabe yang melakukan pengamatan sejak 1826 hingga 1843.
Tantangan dalam Pemahaman
Meskipun banyak penelitian sudah dilakukan, masih ada berbagai misteri yang menyelimuti siklus Matahari. Siklus ini tidak memiliki panjang yang sama dan bervariasi dalam intensitas. Ada juga periode ketenangan, seperti antara 1645 hingga 1715 dan 1790 hingga 1830, yang membuat para ilmuwan bingung.
Jamie Jasinski dari NASA menyatakan, "Kami tidak benar-benar tahu mengapa Matahari mengalami minimum 40 tahun mulai tahun 1790. Trend jangka panjang lebih sulit diprediksi dan belum sepenuhnya kami pahami."
Kebangkitan Aktivitas Matahari
Sejak 1980 hingga 2008, aktivitas Matahari terus menurun hingga mencatatkan tingkat terlemah sepanjang sejarah. Namun, penemuan terbaru menunjukkan bahwa tren ini telah terbalik. Jasinski menambahkan, "Semua tanda menunjukkan bahwa Matahari akan memasuki fase aktivitas yang rendah, jadi sungguh mengejutkan untuk melihat bahwa tren itu terbalik."
Dampak bagi Bumi
Meskipun peningkatan aktivitas Matahari dapat membawa keindahan seperti aurora, hal ini juga bisa berisiko bagi Bumi. Aktivitas solar yang meningkat dapat menyebabkan gangguan pada radio, kegagalan jaringan listrik, dan potensi dampak negatif pada satelit.
Tim peneliti melaporkan bahwa antara 2008 dan 2025, sejumlah parameter aktivitas Matahari meningkat, seperti kecepatan (~6%), densitas (~26%), dan suhu (~29%).
Implikasi Jangka Panjang
Temuan tersebut menyiratkan bahwa lemahnya siklus Matahari ke-24 kemungkinan merupakan anomali terbaru. Studi ini dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters, memberikan batasan baru tentang pemahaman kita mengenai variasi solar di masa mendatang.