
Headline24jam.com – Meta mengakui bahwa gagasan revolusi metaverse yang dicanangkan empat tahun lalu belum sepenuhnya terwujud. Dalam acara Meta Connect 2025, perusahaan ini meluncurkan strategi baru yang fokus pada pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mewujudkan visi metaverse yang lebih dekat.
Pengalaman Awal yang Menantang
Samantha Ryan, VP dan Kepala Konten Metaverse Meta, mengungkapkan bahwa pengalaman virtual reality (VR) yang ditawarkan sebelumnya “tidak terlalu bagus” dan sulit dinavigasi. CTO Andrew Bosworth menambahkan bahwa AI akan “meningkatkan level” pengembangan metaverse ke depan.
Sorotan di Meta Connect 2025
Acara Meta Connect 2025 berlangsung selama dua hari, menampilkan produk wearable AI terbaru seperti kacamata pintar Meta Ray-Ban Display. Selain itu, Meta juga menunjukkan fokus yang baru pada metaverse dan Horizon Worlds. Walaupun antusiasme konsumen terhadap VR masih terbatas, Meta tetap berkomitmen untuk berinovasi dengan memanfaatkan AI.
Terobosan Alat Pemrograman
Salah satu inovasi terbesar yang diperkenalkan adalah alat pemrograman “Build with AI”. Alat ini memungkinkan developer untuk membangun dunia virtual hanya dengan perintah teks, tanpa perlu menulis kode secara manual. Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses pembuatan konten di metaverse.
Platform Penguatan untuk Developer
Meta juga meluncurkan dua platform baru untuk developer, yaitu Meta Horizon Engine dan Meta Horizon Studio. Horizon Engine menggantikan Unity sebagai mesin rendering utama untuk metaverse, memungkinkan pembuatan lingkungan virtual yang lebih kompleks dan realistis. Demonstrasi konser virtual menjadikan metaverse sebagai tempat yang bisa menampung ribuan avatar sekaligus.
Tantangan dalam Pengembangan Metaverse
Meskipun demikian, metaverse masih menghadapi sejumlah tantangan. Lingkungan virtual ini tetap bersifat terbatas dan hanya dapat diakses melalui headset VR seperti Quest 3. Data terbaru menunjukkan bahwa 72% pengguna headset VR masih menggunakannya untuk gaming, dengan aktivitas di luar gaming cenderung dianggap kurang menarik.
Kesuksesan Melalui Ceruk Pasar
Meta menyoroti aplikasi niche yang sukses, seperti Golf+, yang awalnya merupakan pengalaman VR sederhana. Setelah mengetahui bahwa 50% pemainnya adalah pegolf sungguhan, para developer mengembangkan simulasi golf yang lebih realistis. CEO Ryan Engle menyebutkan bahwa lebih banyak ronde golf dimainkan di Golf+ dalam sehari daripada di lapangan fisik dalam setahun.
Strategi Interaksi Sosial
Sebagai bagian dari strategi baru, Meta mengumumkan bahwa Discord akan menjadi aplikasi native di Quest. Discord diharapkan dapat memperkaya interaksi sosial di metaverse, memungkinkan pengguna berpartisipasi dalam aktivitas virtual yang diorientasikan pada minat mereka.
Tren Positif di Indonesia
Perkembangan metaverse juga menunjukkan tren positif di Indonesia. Beberapa perusahaan lokal mulai mengadopsi teknologi VR untuk berbagai keperluan, termasuk edukasi dan hiburan. Contoh nyata adalah inisiatif yang menyasar dunia pendidikan dengan integrasi metaverse.
Kesimpulan: Masa Depan Metaverse
Meskipun metaverse masih dalam tahap perkembangan, AI diharapkan menjadi katalisator bagi adopsi dan inovasi lebih lanjut. Alat seperti Build with AI memungkinkan penyesuaian yang cepat berdasarkan umpan balik pengguna. Dengan pendekatan yang lebih terfokus pada komunitas niche, metaverse mungkin tak hanya sekadar visi, tetapi menjadi ekosistem virtual yang beragam dan menarik bagi banyak kalangan.