
Headline24jam.com – Peneliti berhasil mengembangkan “mini plasenta” melalui bioprinting 3D, menjadikan ini sebagai terobosan penting dalam penelitian kehamilan. Mini organ ini, atau yang dikenal sebagai organoid, sangat mirip dengan jaringan plasenta manusia dan hadir sebagai model akurat untuk mempelajari plasenta awal, sesuatu yang selama ini kurang ada.
Pentingnya Plasenta dalam Kehamilan
Plasenta memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan janin. Gangguan pada plasenta dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan, seperti keguguran, preeklampsia, kelahiran prematur, dan kematian janin. Komplikasi ini juga dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan ibu dan bayi, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, endokrin, dan neurologis di masa mendatang.
Tantangan dalam Studi Plasenta
“Komplikasi kehamilan serius seperti preeklampsia tetap menjadi misteri kedokteran. Model hewan dan sel saat ini tidak dapat mereplikasi plasenta manusia dengan akurat,” ungkap Associate Professor Lana McClements, salah satu penulis utama penelitian ini. Dia menjelaskan bahwa mendapatkan jaringan plasenta pada trimester pertama tidak aman dan tidak praktis, membuat studi kehamilan awal menjadi menantang. Setelah kelahiran, plasenta telah mengalami banyak perubahan sehingga tidak lagi mewakili kondisi awal kehamilan.
Organisme Mini Sebagai Solusi
Di sinilah organoid berperan. Organoid adalah kumpulan sel 3D yang meniru struktur dan fungsi organ dengan ukuran lebih kecil. Sebelumnya, peneliti telah menciptakan organoid dari berbagai jaringan manusia, mulai dari “mini-otak” hingga testis, untuk memodelkan penyakit dan menguji obat.
Inovasi melalui Bioprinting 3D
Plasenta organoid pertama kali dijelaskan pada tahun 2018, dibentuk dari trofoblas, jenis sel yang hanya ditemukan di plasenta. Meskipun telah membantu dalam mempelajari perkembangan plasenta, metode produksi yang ada saat ini menggunakan matriks yang berasal dari hewan, yang mengintroduksi variasi dan membatasi reproduksibilitas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tim peneliti beralih ke bioprinting 3D. Mereka mengombinasikan sel trofoblas dengan gel sintetis dan kemudian mencetak dalam tetesan yang presisi.
Hasil Penelitian dan Potensi Masa Depan
Sel-sel yang dicetak kemudian tumbuh menjadi mini plasenta, dan peneliti membandingkannya dengan organoid yang dibuat melalui metode tradisional. “Organoid yang kami tumbuhkan dalam gel bioprinted berevolusi berbeda dibandingkan dengan yang menggunakan gel dari hewan, menunjukkan bahwa lingkungan tempat organoid tumbuh dapat mempengaruhi kematangan mereka,” jelas Dr. Claire Richards, penulis utama penelitian.
“Organoid ini sangat mirip dengan jaringan plasenta manusia, memberikan model akurat plasenta awal. Ini memungkinkan kami menyusun puzzle komplikasi kehamilan dan menguji obat dengan aman,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, tim ini mengekspos organoid mereka terhadap molekul inflamasi yang ditemukan pada tingkat tinggi dalam kasus preeklampsia, kemudian menguji beberapa potensi terapeutik. “Dengan memperhalus model ini, kami semakin dekat dengan masa depan di mana komplikasi kehamilan dapat diprediksi, dicegah, dan diobati sebelum membahayakan jiwa,” ujar Richards.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications.