
Headline24jam.com – Para ilmuwan telah mengamati seekor hiu paus dengan kondisi tulang belakang yang tidak biasa di pantai AS. Ditemukan dengan punggung melengkung seperti huruf S, hiu ini kemungkinan mengalami bentuk kyfo-skoliosis, menjadikannya hiu paus pertama yang dicatat dengan kelainan tulang belakang.
Penemuan di Florida
Hiu paus sepanjang 6 meter (hampir 20 kaki) ini pertama kali terlihat pada tahun 2010 oleh peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) saat memantau distribusi hiu paus di Teluk Meksiko utara. Pada tahun 2013, hiu ini ditemui kembali dan diberi tag satelit untuk memantau pergerakan dan perilakunya.
Migrasi meskipun Berkondisi Khusus
Meskipun memiliki kelainan, hiu paus tersebut tampak baik-baik saja. Selama 98 hari tag terpasang, hiu ini menempuh perjalanan sejauh 2.062 kilometer (1.280 mil) di sekitar Teluk, menunjukkan bahwa deformitas tidak menghalangi naluri migrasi alaminya.
Pola Makan Normal
Peneliti juga memperhatikan hiu ini sedang memberi makan dengan mengkonsumsi telur ikan di permukaan air, seperti hiu paus lainnya. Meskipun kelainan tulang belakang telah dicatat pada berbagai spesies hiu, tidak ada laporan sebelumnya mengenai hal ini pada hiu paus, spesies hiu terbesar.
Keunikan Hiu Paus
Hiu paus (Rhincodon typus) dikenal sebagai raksasa yang lembut, bergerak lambat sambil menyaring plankton dan ikan kecil. Mereka adalah spesies hiu karpet terbesar yang diketahui, dengan ukuran mencapai 18 meter (~60 kaki). Meskipun namanya, hiu paus bukanlah seekor paus, melainkan hewan non-ketasean terbesar yang ada saat ini.
Penyebab Kyfo-Skoliosis
Dalam manusia, kyfo-skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung secara abnormal dalam dua arah. Penyebabnya beragam, termasuk faktor bawaan atau kondisi lain seperti distrofi otot dan kelainan jaringan ikat. Begitu juga, alasan di balik kondisi hiu ini belum jelas, meskipun peneliti menduga bahwa ia dikandung dengan kelainan ini.
Observasi Lanjut
“Walaupun trauma akibat tabrakan kapal atau terjebak alat perikanan tidak dapat diabaikan, pengamatan langsung terhadap hiu ini tidak menunjukkan tanda-tanda trauma yang jelas,” ungkap peneliti. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Fish Biology.