
Headline24jam.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan kesiapannya untuk mengawal proses hukum kasus tragis santri yang meninggal dunia diduga akibat penganiayaan oleh teman-temannya di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Bogor. Kasus ini terjadi pada 11 September 2025, dan korban dinyatakan meninggal dunia pada 16 September 2025.
Dedi Mulyadi telah bertemu dengan orang tua korban, yang menceritakan bahwa anaknya adalah siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) kelas IX. Menurut ayah korban, ia menerima kabar dari ustadz bahwa anaknya sakit dan dibawa ke RSUD Leuwiliang, sebelum dirujuk ke RSUD Ciawi.
Kronologi Kasus Penganiayaan
Ayah korban, dalam pertemuan dengan Gubernur, menjelaskan waktu dan kronologi kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa di pondok pesantren, anaknya diduga menjadi korban pemukulan dan pelemparan batu oleh lebih dari satu pelaku yang juga merupakan santri.
“Jadi bukan sakit, tapi dianiaya?” tanya Dedi Mulyadi. “Bukan sakit, ada penganiayaan,” jawab ayah korban.
Pengacara keluarga korban mengungkapkan bahwa motif dasar dari penganiayaan tersebut adalah ejek-ejekan antar santri. “Kami diberitahu bahwa pelaku tidak sendiri, ada teman yang membantu,” ujar pengacara.
Detail Penganiayaan dan Tindakan Hukum
Pengacara melanjutkan bahwa penganiayaan terjadi sekitar pukul 3 pagi, saat korban sedang tidur. Pelaku menggunakan batu dan kayu sebagai alat untuk menganiaya.
Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kasus ini bukan sekedar perkelahian anak-anak biasa, melainkan termasuk dalam kategori tindak kriminal serius berupa pembunuhan. Ia memastikan bahwa proses hukum harus dilanjutkan secara tuntas.
“Karena ini adalah peristiwa kriminal pembunuhan, harus diselesaikan melalui peradilan,” tegas Dedi Mulyadi.
Dukungan untuk Keluarga Korban
Di akhir pertemuan, Dedi Mulyadi memberikan bela sungkawa kepada keluarga korban. Ia berdoa agar anak yang meninggal diterima di sisi Allah sebagai anak yang sholeh.
Dedi Mulyadi juga menjamin akan mengawasi keseluruhan proses hukum kasus ini sampai selesai. “Seluruh prosesnya saya ikut mengawal,” ungkap Gubernur sebagai bentuk komitmen untuk membantu keluarga korban.
Dengan pernyataan tersebut, Dedi Mulyadi menunjukkan kepedulian dan komitmennya dalam mengatasi kasus tragis ini.