
Headline24jam.com – Dalam suasana yang tidak menentu, industri otomotif menghadapi tantangan besar dalam dekade mendatang. Terutama sejak banyak produsen mobil mengumumkan transisi penuh ke kendaraan listrik (EV), perubahan kebijakan dan tren pasar semakin cepat. Di AS, standar efisiensi bahan bakar yang dulunya ketat kini telah dilonggarkan, memberikan jalan bagi kendaraan hybrid untuk kembali meraih popularitas.
Perubahan ini berdampak langsung pada nilai kendaraan. Meskipun EV awalnya dianggap sebagai masa depan, beberapa model kini mengalami depresiasi tajam akibat oversupply, regulasi yang berubah, dan adopsi pasar yang lebih lambat dari yang diperkirakan. Pengguna yang membeli lebih awal mungkin menyadari bahwa nilai kendaraan mereka jauh lebih rendah dari yang diharapkan.
Menyadari hal ini, penting bagi konsumen untuk mengetahui model mana yang cenderung mempertahankan nilai secara optimal. Melalui analisis terbaru dari iSeeCars, berikut adalah beberapa model kendaraan yang mengalami depresiasi terbesar.
Kendaraan dengan Depresiasi Tertinggi
10. Cadillac Escalade ESV
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 62.9%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $56,996
Cadillac Escalade ESV terkenal sebagai kendaraan keluarga premium. Meskipun model-platform lainnya seperti Chevrolet Suburban dan GMC Yukon XL cukup baik mempertahankan nilainya, Escalade ESV memberikan kesempatan bagi konsumen untuk menikmati nuansa premium dengan harga lebih terjangkau.
9. Tesla Model X
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 63.4%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $53,846
Sebagai salah satu EV tertua di pasaran, Tesla Model X kini dilanda penurunan nilai. Dengan penawaran yang beragam, harganya mengalami penurunan tajam, menjadikannya pilihan menarik bagi pembeli yang tidak keberatan dengan reputasi merek yang terpengaruh.
8. Maserati Levante
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 63.7%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $64,991
Maserati dikenal dengan depresi rasio yang menjulang. Meskipun Levante ditujukan untuk bersaing dengan Porsche Cayenne dan BMW X5, namanya yang megah ternyata tidak cukup untuk mempertahankan nilai jual.
7. Nissan Leaf
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 64.1%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $18,043
Nissan Leaf, sebagai EV mass-market pertama, kini mengalami depresiasi signifikan. Keterbatasan jangkauan dan lambatnya pengisian daya mempengaruhi daya tariknya, tetapi tetap menjadi pilihan ekonomis untuk perjalanan pendek.
6. BMW 5 Series
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 64.7%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $47,457
Sebagai sedan menengah yang sangat populis, BMW 5 Series mengalami depresiasi yang luar biasa karena biaya pemeliharaan yang tinggi dan teknologi yang rumit.
5. Maserati Ghibli
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 64.7%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $70,874
Maserati Ghibli, sedangkan menawarkan gaya premium, sulit bersaing di pasar karena reputasinya dan biaya pemeliharaan yang tinggi.
4. Infiniti QX80
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 65.0%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $53,571
Infiniti QX80 menawarkan banyak keunggulan, namun ketidakpastian masa depan merek ini mempengaruhi nilai jual kendaraan ini.
3. Tesla Model S
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 65.2%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $52,165
Model S menandai awal kesuksesan Tesla, tetapi kini dihadapkan pada persaingan sengit dari model lain, mengakibatkan nilai jual menurun.
2. BMW 7 Series
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 67.1%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $65,249
Sebagai sedan flagship BMW, 7 Series terbebani oleh biaya pemeliharaan yang mahal, yang signifikan berdampak pada depresiasi nilai.
1. Jaguar I-Pace
Rata-rata Depresiasi Lima Tahun: 72.2%
Selisih Harga Rata-rata dari MSRP: $51,953
Jaguar I-Pace, sebagai salah satu EV awal dari pabrikan tradisional, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan nilai jual karena desain dan pemasaran yang kurang optimal.
Mencermati data ini, pemahaman mendalam tentang nilai jual kendaraan menjadi vital bagi konsumen. Apakah Anda berencana untuk membeli kendaraan baru atau bekas, ketahui model-model yang mengalami depresiasi cepat ini untuk mendukung keputusan finansial yang lebih bijak.