
Headline24jam.com – Intel dan Nvidia, dua raksasa teknologi AS, baru-baru ini mengumumkan kemitraan strategis yang mengejutkan pada Kamis, 18 September 2023. Kolaborasi ini bertujuan untuk menggabungkan teknologi unit pemrosesan pusat (CPU) kedua perusahaan, yang akan berlaku untuk PC dan pusat data. Kerja sama ini muncul di tengah dinamika teknologi dan geopolitik yang cepat berubah, serta kebutuhan kedua perusahaan untuk memperkuat posisi mereka di pasar.
Kemitraan Strategis Antara Intel dan Nvidia
Dengan adanya kemitraan ini, Nvidia mendapatkan akses ke prosesor yang diperlukan untuk teknologi server berbasis GPU. Kegagalan akuisisi Arm oleh Nvidia sebelumnya membuat kebutuhan akan solusi hardware yang terintegrasi menjadi semakin mendesak. Sementara itu, Intel menghadapi tantangan saham yang anjlok dan kemitraan ini dianggap sebagai langkah cerdas untuk mendapatkan dukungan dari salah satu perusahaan terkemuka di dunia.
Alasan Kolaborasi
Jensen Huang, CEO Nvidia, menyatakan, “Saya pikir ini akan menjadi produk revolusioner. Tim kami sangat antusias, karena belum pernah ada integrasi seperti ini sebelumnya.” Intel, melalui kekuatan teknologi Foveros, diharapkan bisa memberikan keunggulan dalam pengemasan chip. Ini membuka kemungkinan penggabungan chiplet dari Nvidia dengan CPU Intel, yang akan meningkatkan performa.
Dampak Terhadap Pasar
Berita ini juga dapat menjadi tantangan serius bagi Advanced Micro Devices (AMD), yang selama beberapa tahun terakhir telah menyaksikan pertumbuhan pesat dalam pangsa pasar di sektor PC dan server. Pada kuartal kedua 2023, AMD mencatatkan pangsa pasar sekitar 24%, naik dari 11% pada 2016. Namun, keuntungan ini bisa terancam dengan kelahiran produk baru hasil kemitraan Intel dan Nvidia.
Inovasi di Sektor PC
Kedua perusahaan akan mengembangkan sistem pada chip (SOC) yang menggabungkan inti CPU Intel dengan GPU Nvidia RTX. Dalam konteks pusat data, CPU khusus dari Intel akan dilengkapi dengan teknologi NVLink. Teknologi ini menawarkan alternatif berkecepatan tinggi dibandingkan antarmuka PCI Express standar dan diharapkan dapat mempercepat kinerja komputasi AI.
Tantangan di Sektor PC AI
Meskipun prospek untuk PC AI menjanjikan, kategori ini masih dalam tahap perkembangan awal. PC yang saat ini ada dengan CPU dari Intel, AMD, dan Qualcomm belum sepenuhnya mampu menjalankan aplikasi AI secara optimal. Inisiatif Copilot+ dari Microsoft mengalami kekecewaan saat diluncurkan dan menunjukkan bahwa untuk sukses, PC AI harus bisa menjalankan beban kerja AI yang lebih kompleks secara lokal.
Potensi di Masa Depan
CPU yang dihasilkan dari kolaborasi ini diarahkan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di sektor AI. Teknologi GPU Nvidia yang sudah menjadi standar dalam komputasi AI akan diintegrasikan dengan CPU baru. Hal ini memberikan potensi besar untuk menangani tugas-tugas AI yang lebih rumit, meningkatkan daya tarik PC AI di masa mendatang.
Penutup
Dengan kolaborasi Intel dan Nvidia, pasar CPU dan perangkat gaming kemungkinan akan mengalami perubahan signifikan. AMD, sebagai salah satu pesaing utama, harus mempersiapkan strategi untuk menghadapi tantangan baru ini. Keputusan yang diambil oleh AMD dalam waktu dekat akan sangat menarik untuk diperhatikan, terutama dalam konteks menjaga posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.