
Headline24jam.com – Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa planet Merkurius telah mengalami penyusutan signifikan sejak pembentukannya, mengalami pendinginan yang cukup drastis selama 4,5 miliar tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan metode alternatif untuk mengukur seberapa banyak Merkurius menyusut.
Penemuan Awal oleh Mariner 10
Pada tahun 1974, misi Mariner 10 NASA melakukan pengamatan terhadap Merkurius dan menemukan bukti bahwa planet terkecil dalam Tata Surya ini semakin mengecil. Bukti tersebut terlihat dari keberadaan lereng berukuran kilometer yang dikenal sebagai "scarps", yang terbentuk akibat pergeseran geologi yang terjadi saat Merkurius menyusut karena pendinginan termal.
Proses Penyusutan Merkurius
Menurut David Rothery, Profesor Geosains Planetari di Open University dan penulis makalah tahun 2023, penyusutan interior Merkurius membuat permukaan planet memiliki area yang semakin sedikit untuk ditutupi. "Karena permukaan Merkurius menyusut, ia mengembangkan ‘thrust faults’ yang menyebabkan satu wilayah terdesak ke wilayah sebelahnya," jelas Rothery. Ini mirip dengan kerutan yang terbentuk pada apel seiring bertambahnya usia, meskipun penyusutan pada Merkurius disebabkan oleh kontraksi termal.
Metode Penelitian Baru
Sebagai tambahan, pada tahun 2014, para ilmuwan memperkirakan bahwa Merkurius telah menyusut sekitar 7 kilometer (4,4 mil). Penelitian terbaru ini memanfaatkan pengamatan terhadap kawah impak yang tersebar di permukaan Merkurius, untuk memperkirakan waktu dan magnitudo penyusutan. Dengan menganalisa 6.000 lebih fault, peneliti menemukan bahwa penyusutan Merkurius berkisar antara 2,3 hingga 3,5 kilometer (1,4 hingga 2,2 mil).
Kontraksi Radial
Studi ini menunjukkan bahwa penambahan 0,4 hingga 2,1 kilometer (0,25 hingga 1,30 mil) dari kontraksi radial mungkin terjadi. Dengan menggabungkan kedua komponen ini, estimasi total penyusutan Merkurius menjadi antara 2,7 hingga 5,6 kilometer, yang sejalan dengan model evolusi termal yang ada saat ini.
Implikasi untuk Penelitian Masa Depan
Tim peneliti menyarankan agar model baru ini menggantikan estimasi sebelumnya tentang penyusutan Merkurius seiring pendinginan. Selain itu, metode analisis ini juga dapat diterapkan untuk objek lain dalam Tata Surya, mengingat bahwa tidak hanya Merkurius yang mengalami penyusutan.
Studi ini telah diterbitkan dalam AGU Advances.