
Headline24jam.com – Sungai-sungai di Kota Cimahi kini terancam pencemaran berat, dengan tingginya kadar bakteri E-Coli yang ditemukan dalam pengujian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sumber utama pencemaran berasal dari kotoran manusia dan hewan, yang memperingatkan akan kondisi lingkungan yang semakin kritis.
Penurunan Indeks Kualitas Air
Berdasarkan Indeks Kualitas Air (IKA) tahun 2024, pencemaran di sungai Cimahi mencapai angka 14,76, yang menunjukkan status tercemar berat. Penurunan ini mendesak perlunya tindakan segera untuk memulihkan ekosistem sungai yang terancam.
Penyebab Pencemaran E-Coli
Ario Wibisono, Kepala Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, menjelaskan bahwa pencemaran ini bukan berasal dari industri, tetapi terutama dari limbah domestik. Ia menyatakan bahwa E-Coli muncul dari kotoran manusia dan hewan, yang semakin memburuk akibat pengelolaan limbah yang tidak memadai.
Sumber Pencemaran
Beberapa faktor berkontribusi pada tingginya kadar E-Coli, termasuk kegiatan peternakan dan perilaku masyarakat dalam mengelola limbah. Septic tank yang bocor dan penggunaan pupuk kandang dalam pertanian juga berpotensi mencemari aliran air hujan dan sungai.
Karakteristik Geografis Cimahi
Cimahi memiliki karakteristik geografis berbeda dari daerah lain, tanpa mata air atau hulu sungai. Lima sungai utama—Cisangkan, Cimahi, Cihaur, Cibeureum, dan Cibaligo—hanya memiliki lebar sekitar dua meter dan sangat dipengaruhi oleh pencemaran dari daerah sekitarnya.
Diskusi Lintas Wilayah
Kementerian Lingkungan Hidup mengundang kota dan kabupaten di sekitar Cimahi untuk mencari solusi atas masalah pencemaran lintas daerah. Diskusi ini mempertegas pentingnya kerja sama antarwilayah untuk menangani pencemaran yang semakin parah.
Tingkat Pencemaran Serius
Laboratorium DLH Kota Cimahi melaporkan bahwa kadar bakteri E-Coli mencapai miliaran per cc air, jauh melampaui ambang batas normal. Contohnya, Sungai Cibeureum, yang bermula dari Kota Bandung, mengalir melalui kawasan padat sebelum memasuki Cimahi, memperburuk kualitas air.
Perhatian yang lebih besar dan tindakan kolaboratif diperlukan untuk mengatasi pencemaran di sungai-sungai Kota Cimahi, demi menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat.