
Headline24jam.com – Jakarta, 1960, menjadi tahun bersejarah saat Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, menginisiasi pembangunan Tugu Tani sebagai simbol perjuangan rakyat dalam kemerdekaan. Patung perunggu ini terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dan sering disalahartikan sebagai simbol komunisme.
Asal Usul Tugu Tani
Pendirian Tugu Tani bermula ketika Soekarno terpesona dengan patung-patung di Uni Soviet. Dia kemudian memerintahkan Duta Besar Indonesia di sana, Adam Malik, untuk berkolaborasi dengan seniman patung. Dua seniman, Matvei dan Otto Manizer, akhirnya mewujudkan ide Soekarno yang menggambarkan perjuangan rakyat membantu militer dalam pembebasan Irian Barat.
Makna di Balik Tugu Tani
Patung ini secara resmi dikenal sebagai Patung Pahlawan. Masyarakat mengenalnya sebagai Tugu Tani, menggambarkan seorang wanita bersanggul yang menyerahkan bekal kepada seorang pria bercaping. Ibu tersebut melambangkan pengorbanan rakyat, yang siap melepaskan anaknya untuk berjuang demi kemerdekaan.
Pendapat dan Kontroversi
Tugu Tani diresmikan oleh Soekarno pada tahun 1963 sebagai simbol persahabatan antara Indonesia dan Uni Soviet. Namun, ada kontroversi terkait statusnya sebagai simbol komunisme, terutama karena visual seorang petani yang memanggul senjata. Beberapa kalangan menafsirkan hal ini sebagai simbol gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kesimpulan
Meskipun ada berbagai pandangan, Tugu Tani tetap berdiri tegak dan menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia. Seperti yang tertulis di alas patung, kutipan oleh Soekarno mengingatkan kita bahwa perjuangan kemerdekaan bukan hanya milik tokoh-tokoh besar, tapi juga rakyat biasa, termasuk petani.
“Hanja bangsa jang menghargai pahlawan-pahlawannja dapat menjadi bangsa jang besar”.
Pewarta: Nadine Laysa Amalia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025