Headline24jam.com – Di tengah maraknya penggunaan aplikasi smartphone, banyak pengguna di Indonesia tidak menyadari bahwa sejumlah aplikasi populer yang mereka unduh ternyata berasal dari Israel. Dari aplikasi pemetaan hingga game, sebagian besar di antaranya memiliki keterkaitan dengan unit militer siber terkuat di dunia.
Beberapa di antara aplikasi ini dirintis oleh mantan anggota Unit 8200, divisi intelijen dan perang siber di militer Israel. Selain itu, ada pula yang dikembangkan oleh Mamram, unit sistem komputasi yang beroperasi dalam tubuh IDF. Apakah kamu sudah mengenali aplikasi-aplikasi ini?
Daftar Aplikasi Populer Buatan Israel
-
Waze – Aplikasi navigasi ini dikembangkan oleh mantan engineer Unit 8200 dan sudah menjadi andalan banyak pengguna untuk menghindari kemacetan.
-
Moovit – Dibangun oleh tim yang berpengalaman dalam dunia siber Mamram, Moovit memudahkan perjalanan dengan informasi transportasi real-time.
-
Supersonic – Dipimpin oleh CEO yang punya pengalaman operasional di Angkatan Darat Israel, aplikasi ini terkenal di kalangan pengembang.
-
ZipoApps – Ini adalah produk dari mantan agen intelijen Unit 8200 yang menawarkan berbagai layanan aplikasi.
-
Bazaart – Diciptakan oleh mantan pejabat intelijen IDF, aplikasi ini memudahkan pengeditan foto unik.
-
Lightricks – Salah satu pendirinya masih berpengalaman di Unit 8200, menawarkan aplikasi pengeditan berbasis AI yang populer.
-
Playtika – Didirikan oleh anak mantan kepala staf IDF, Playtika sukses dalam industri game mobile.
-
Crazy Labs – Semua pendiri masih terlibat dengan IDF, dan mereka terus menciptakan game yang menghibur.
-
CallApp – Pendiri yang menempuh pengalaman tiga tahun di Unit 8200 telah menciptakan aplikasi yang membuat interaksi lebih mudah.
-
Gett – Diciptakan oleh mantan pejabat Unit 8200, aplikasi ini memudahkan layanan taksi.
-
Fooducate – Didirikan oleh mantan pilot Angkatan Udara Israel, aplikasi ini membantu pengguna dalam memilih makanan sehat.
Kekhawatiran dan Cara Melindungi Diri
Munculnya informasi ini membuat sebagian masyarakat merasa khawatir. Banyak aplikasi tersebut menggunakan adware dan pelacak yang dapat mengumpulkan data pribadi pengguna. Seorang pengguna smartphone, Rina, mengungkapkan, “Saya tidak menyangka aplikasi yang sering saya gunakan bisa memiliki sisi gelap.”
Untuk menghindari risiko tersebut, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Salah satunya, periksa nama pengembang aplikasi di toko aplikasi resmi, serta cari profil perusahaan di LinkedIn atau Crunchbase. Pilih aplikasi yang berkomitmen pada praktik data aman dan etis.
Dengan semakin populernya aplikasi-aplikasi tersebut, bijaklah dalam memilih aplikasi yang akan diunduh. Meskipun banyak yang bermanfaat, penting bagi kita untuk mengedepankan keamanan dan privasi dalam digitalisasi yang terus berkembang.