
Headline24jam.com – Leicester City saat ini menghadapi tantangan serius di awal musim Championship 2023/24, setelah gagal mengamankan pengganti yang memadai untuk Jamie Vardy. Mantan striker legendaris tersebut meninggalkan klub setelah relegasi dari Premier League, meninggalkan celah besar dalam skuad. Meskipun Vardy sudah tidak tampil di level terbaiknya lagi, ia masih berhasil mencetak sembilan gol di Premier League sebelum pergi dan berkontribusi 18 gol dalam kampanye promosi musim sebelumnya.
Tim yang dilatih Martí Cifuentes tidak memulai musim ini dengan baik. Ketiadaan sosok yang dapat mengisi peran Vardy sebagai penyerang utama semakin tampak. Abdul Fatawu kini menjadi pencetak gol terbanyak Leicester dengan hanya dua gol dalam delapan pertandingan. Jordan Ayew, pilihan reguler sebagai penyerang, hanya mampu mencetak satu gol. Sementara itu, performa tim di depan gawang dalam dua pertandingan terakhir sangatlah mengecewakan; mereka hanya mencatatkan dua tembakan tepat sasaran dari 19 percobaan dalam hasil imbang 1-1 melawan West Brom dan Wrexham.
Performa tersebut jelas di bawah standar untuk tim yang sudah bertahun-tahun berkompetisi di Premier League. Pada tahap ini musim lalu, Leicester sudah mengumpulkan 24 poin dari 27 yang tersedia, berada di puncak klasemen dengan selisih empat poin dari tempat ketiga. Tim ini juga memiliki catatan yang jauh lebih baik dengan 18 gol dicetak dan hanya enam gol yang kebobolan. Dengan catatan saat ini, Leicester baru mencetak 10 gol dan kebobolan tujuh, memetik 13 poin dari 24 yang ada.
Kurangnya Ketajaman Serangan
Keadaan ini menunjukkan bahwa Leicester mengalami kesulitan serius dalam menemukan cara untuk mencetak gol. Banyak penggemar yang menyuarakan kekhawatiran atas performa buruk di depan gawang. Ketiadaan pengganti Vardy sangat terasa, dan satu-satunya langkah untuk memperkuat lini serang adalah dengan mendatangkan Julian Carranza, pemain pinjaman dari Feyenoord. Namun, Carranza hanya tampil sebagai pengganti dalam tiga pertandingan dan belum menunjukkan dampak signifikan terhadap rencana tim Cifuentes.
Ayew, yang sering menjadi pilihan utama, menunjukkan performa yang tidak memuaskan. Penyerang berusia 34 tahun ini tidak berhasil menciptakan ancaman yang diharapkan di lini depan. Sementara itu, Leicester saat ini menempati posisi ke-11 dalam klasemen dengan statistik yang mengkhawatirkan.
Statistik Serangan yang Mengkhawatirkan
Yang lebih serius adalah Leicester sedang melakukan overperforming dalam statistik expected goals (xG) selama awal musim ini. Tim ini sudah mencetak 10 gol dari xG 8.7, yang menunjukkan adanya masalah dalam menciptakan peluang berkualitas. Meskipun Leicester mampu menuntaskan peluang yang ada, kecenderungan ini mungkin tidak bertahan lama. Dalam enam pertandingan awal, tim ini berhasil mencetak delapan gol dari xG 5.4, tetapi regresi pencapaian ini terlihat jelas dalam hasil imbang melawan West Brom dan Wrexham.
Bila dibandingkan dengan tim lain, Leicester saat ini berada di urutan ke-11 dalam klasemen liga untuk jumlah gol yang dicetak, tetapi hanya menduduki peringkat ke-13 dalam xG, menunjukkan kesulitan dalam mendapatkan tembakan berkualitas. Selain itu, Leicester juga berada di posisi terbawah dalam liga untuk xG per shot dengan hanya 0.08, sama dengan tim seperti Charlton Athletic, QPR, dan Sheffield United. Di sisi lain, Blackburn Rovers menduduki posisi teratas dengan xG per shot 0.12.
Meskipun Leicester berada di urutan kelima untuk jumlah tembakan, rasio tembakan tepat sasaran hanya 33 persen, yang merupakan yang kelima terbaik. Namun, masalahnya adalah banyak peluang yang dihasilkan tidak cukup menguji penjaga gawang lawan. Ketiadaan Vardy sangat terasa di sini; musim lalu, ia memiliki xG per shot sebesar 0.17, angka yang menunjukkan ancaman yang nyata yang seharusnya diisi oleh pengganti yang tepat.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan situasi yang saat ini dihadapi Leicester, penting bagi tim untuk mengevaluasi performa dan strategi mereka ke depan. Ketiadaan pemain yang dapat mengisi peran Vardy memang menjadi masalah besar, dan tim harus segera menemukan jalan keluar untuk meningkatkan ketajaman serangan.
Supporter dan pengamat berharap bahwa Cifuentes dapat menemukan cara untuk membangkitkan performa tim, sembari mengandalkan potensi yang ada. Dengan jadwal pertandingan yang semakin padat, manajemen dan staf pelatih harus mampu memperbaiki kinerja lini serang agar Leicester kembali bangkit dan bersaing di Championship.
Melihat performa dalam beberapa pertandingan berikutnya, terutama saat melawan tim-tim yang lebih kuat, akan menjadi uji coba nyata bagi Leicester dalam menghadapi tantangan besar musim ini. Oleh karena itu, perhatian harus tertuju pada pengembangan strategi dan pemanfaatan terbaik dari pemain yang ada, guna meraih tujuan yang lebih baik di kompetisi ini.
Headline SEO (H1): Leicester City Hadapi Tantangan di Awal Musim Championship 2023/24
Meta description: Leicester City kesulitan menemukan pengganti Jamie Vardy, yang berdampak pada performa dan ketajaman serangan di Championship 2023/24.