
Headline24jam.com – Astronom baru-baru ini menemukan objek antarbintang, komet 3I/ATLAS, yang bergerak cepat melalui Tata Surya. Ditemukan pada 1 Juli 2025, objek ini diketahui memiliki komanya yang berdebu dan mengandung logam-logam aneh yang belum dapat dijelaskan. Dengan ukuran inti yang diperkirakan sekitar 5,6 kilometer dan massa lebih dari 33 miliar ton, komet ini jauh lebih besar dibandingkan dengan pendahulunya, ‘Oumuamua’ dan Komet Borisov.
Penemuan Menarik di Komposisi Koma Komet
Komet 3I/ATLAS, yang ditandai dengan aktivitas pengeluaran gas, terus d pantau oleh komunitas astronomi saat mendekati Matahari. Namun, sahabat antarbintang ini sekarang telah menghilang dari pandangan setelah diduga terkena semburan massa koronal, dan baru akan terpantau lagi akhir tahun ini.
Di tengah hilangnya objek ini, peneliti dari tim internasional masih bekerja menganalisis data yang telah diperoleh sebelumnya. Sebuah studi yang sedang dalam proses tinjauan sejawat mengungkapkan bahwa komet ini memiliki rasio kelimpahan besi terhadap nikel yang luar biasa dan “ekstrem” dibandingkan objek dari Tata Surya dan komet 2I/Borisov.
Rasio Besi dan Nikel yang Tidak Biasa
Seperti yang dinyatakan dalam makalah tersebut, “Garis emisi FeI dan NiI biasa ditemukan di koma komet di Tata Surya, bahkan pada jarak heliosentris yang besar. Namun, keberadaan garis-garis ini dalam spektrum komet 3I tidak terduga, karena suhu di permukaan terlalu rendah untuk memungkinkan sublimasi mineral yang mengandung logam tersebut.”
Penelitian menunjukkan bahwa 3I menghasilkan NiI dengan laju tinggi, serta rasio NiI/FeI yang lebih tinggi dibandingkan komet lainnya. Penurunan rasio tersebut seiring dengan kedekatan objek menuju Matahari menunjukkan bahwa pada saat tertentu, komet ini bisa menunjukkan ciri-ciri yang mirip dengan komet di Tata Surya.
Pertanyaan Besar: Asal Usul Logam di Koma
Salah satu misteri utama yang memicu rasa ingin tahu adalah bagaimana logam-logam ini bisa berada di koma objek. “Pada jarak di mana komet diamati, temperatur terlalu rendah untuk menguapkan silikat, sulfida, dan butiran logam yang mengandung nikel dan besi,” tulis peneliti.
Avi Loeb, seorang astronom dari Harvard, menjelaskan bahwa hasil temuan ini cukup menarik. “Komet 2I/Borisov menunjukkan rasio nikel dan besi yang lebih mirip dengan komet Tata Surya, sedangkan pada rata-rata, rasio tersebut pada umumnya lebih tinggi dari rasio nikel terhadap besi dalam Tata Surya,” ujarnya.
Data yang Berharga untuk Penelitian Selanjutnya
Walaupun saat ini 3I/ATLAS tersembunyi di balik Matahari, para peneliti dapat bernafas lega karena memiliki cukup data untuk dianalisis lebih lanjut. Dalam waktu dekat, observasi baru akan tersedia berkat teknologi robotik yang siap menjelajahi Martian.
Makalah mengenai temuan ini dapat ditemukan di server pre-print arXiv. Penelitian ini menunjukkan bahwa eksplorasi antarbintang memberikan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, dan siap untuk membawa wawasan baru bagi penelitian di bidang astronomi.