
Headline24jam.com – Para ilmuwan dari Institut Penelitian Sumber Daya Game (IREC) telah menemukan bahwa elang pemakan tulang, yang kini punah dari wilayah pegunungan selatan Spanyol, pernah berperan sebagai kurator museum alami dengan menggali lebih dari 50 sarang yang ditinggalkan dan menyimpan ribuan sisa-sisa sejarah. Penelitian ini, yang dipimpin oleh Sergio Couto, mengungkapkan bahwa meskipun elang ini telah punah sejak 70 hingga 130 tahun yang lalu, sarang mereka tetap terjaga dengan baik karena mikroklimat di area pegunungan.
Penelitian Sarang Elang Pemakan Tulang
Tim peneliti mengeksplorasi sarang-sarang tersebut dengan menggali lapisan demi lapisan untuk menemukan lebih dari 2.483 sisa-sisa, termasuk 2.117 tulang. Elang pemakan tulang, yang dikenal sebagai satu-satunya burung di dunia yang terutama mengonsumsi tulang, juga meninggalkan jejak artefak buatan manusia.
Temuan Mengejutkan
Dari 226 sisa manusia yang ditemukan, peneliti memperkirakan bahwa artefak ini digunakan saat membangun sarang. Di antara barang-barang itu terdapat bagian keranjang yang diperkirakan berusia minimal 129 tahun dan sepotong kulit domba yang dicat dengan oker, yang berasal dari 673 hingga 629 tahun yang lalu.
Sandal Bersejarah
Penggalian juga mengungkap sandal lengkap yang terbuat dari rumput esparto, yang diperkirakan berusia antara 652 hingga 696 tahun, memberikan gambaran yang lebih baik tentang kehidupan manusia di masa lalu. Penemuan ini tidak hanya menyoroti kehidupan masyarakat di abad ke-14, tetapi juga memberikan wawasan tentang penggunaan senjata berburu, seperti peluru busur dan bagian dari ketapel.
Implikasi untuk Konservasi
Couto menjelaskan bahwa temuan ini penting untuk memahami status dan habitat elang pemakan tulang, dan dapat memberikan informasi kritis untuk usaha konservasi di Eropa. “Sisa-sisa cangkang telur yang ditemukan memungkinkan studi toksikologi komparatif untuk menyelidiki beban pestisida dan sejarah kepunahan lokal Elang Pemakan Tulang,” jelas Couto.
Kesimpulan
Temuan ini berkreasi perspektif baru mengenai ekosistem vintage dan dinamika antara manusia dan satwa liar di selatan Spanyol. Dengan menjaga cerita dari sarang-sarang yang ditinggalkan ini, peneliti berharap dapat membantu menjaga keberlanjutan spesies-spesies yang tersisa agar tetap bertahan. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Ecology.