
Headline24jam.com – Ray Dalio, miliarder asal Amerika dan manajer hedge fund, meragukan potensi Bitcoin untuk diadopsi sebagai mata uang cadangan oleh bank sentral, berdasarkan pernyataan yang dipublikasikannya pada 2 Oktober 2025. Dalam pandangannya, Bitcoin masih belum terbukti sebagai penyimpan nilai yang dapat diandalkan, dan masalah transparansi serta ketahanan kodenya menjadi perhatian utama.
Skeptisisme Dalio Terhadap Bitcoin
Dalam postingan di platform X, Dalio menegaskan bahwa “uang harus berfungsi sebagai media pertukaran dan penyimpan kekayaan, dengan penyimpan kekayaan menjadi lebih penting.” Ia meragukan penerimaan Bitcoin oleh bank sentral terkait sifat publik dari blockchain-nya yang mencatat semua transaksi secara permanen, yang ia anggap sebagai kelemahan untuk negara yang perlu bergerak secara rahasia.
Dua Poin Utama: Transparansi dan Ketahanan
Dalio menyiratkan dua poin besar dalam alasan skeptisisme terhadap Bitcoin. Pertama, soal transparansi yang dinilai akan mengungkap transaksi sensitif pemerintah. Kedua, ia menyampaikan kekhawatirannya bahwa “kode Bitcoin dapat dirusak untuk mengurangi efektivitasnya melalui kontrol pemerintah,” menyoroti risiko teknis dan regulatori.
Volatilitas: Masalah Utama Bagi Bank Sentral
Volatilitas Bitcoin merupakan kendala signifikan dalam penggunaannya sebagai aset cadangan. Dengan rentang volatilitas tahunan sekitar 40–50%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan emas yang biasanya berada di kisaran 10–17%. Hal ini membuat Bitcoin kurang menarik sebagai aset yang dapat diandalkan untuk mempertahankan kekayaan.
Dalio Memiliki Bitcoin, Tapi Dengan Keterbatasan
Meski skeptis, Dalio mengakui bahwa dirinya memiliki sedikit Bitcoin, meskipun ia menekankan pentingnya membatasi eksposur tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi. Ia menyebutkan bahwa Bitcoin adalah “pilihan jangka panjang untuk masa depan yang sangat tidak pasti.”
Prioritas Emas di Atas Bitcoin
Dengan sejarah panjangnya sebagai aset penyimpan nilai, Dalio tetap memprioritaskan emas dibandingkan Bitcoin. Emas dipandangnya lebih stabil dan dapat diandalkan, sementara Bitcoin masih dianggap sebagai instrumen spekulatif dan tidak layak untuk menjadi bagian dari praktik bank sentral saat ini.
Kesimpulan: Perjalanan Panjang Menuju Status Cadangan
Saat ini, Bitcoin masih jauh dari status mata uang cadangan yang diakui secara global. Dengan kebanyakan cadangan bank sentral yang berfokus pada dolar AS, euro, dan emas, jalan untuk menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan resmi terlihat panjang, terutama dengan tantangan regulasi dan volatilitas yang mengelilinginya.
Dalam konteks global, Bitcoin berpotensi tetap menjadi instrumen keuangan emergen dan spesulatif, namun tidak akan segera diakui sebagai ganti aset cadangan tradisional.