
Headline24jam.com – Dinas Kesehatan Kota Banjar, Jawa Barat, mengadakan pertemuan dengan semua Kepala Puskesmas untuk meningkatkan responsivitas dalam menangani keadaan darurat. Ini diadakan sebagai respon atas insiden di Puskesmas Banjar 2, di mana peminjaman mobil ambulans ditolak karena prosedur yang tidak tepat.
Evaluasi Insiden Puskesmas Banjar 2
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Banjar, Rusyono, menegaskan bahwa insiden tersebut harus menjadi pembelajaran bagi semua fasilitas kesehatan di kota. “Kejadian itu tentu menjadi pelajaran bagi kami,” ungkapnya pada Kamis (2/10/2025).
Pertemuan untuk Menekankan Responsivitas
Rusyono menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan telah mengumpulkan seluruh Kepala Puskesmas serta rumah sakit untuk menekankan pentingnya responsifitas terhadap masyarakat dalam situasi darurat.
“Fasilitas kesehatan, baik Puskesmas maupun rumah sakit, harus lebih responsif dalam melayani masyarakat, terutama dalam keadaan darurat,” ujarnya.
Tindakan Pertolongan Pertama yang Penting
Ia menyatakan bahwa dalam situasi gawat darurat, fasilitas kesehatan tidak boleh hanya memandang berbagai alasan, tetapi harus segera mengambil tindakan pertolongan pertama. āEvakuasi harus dilaksanakan dan pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa adalah yang terpenting,ā tambah Rusyono.
Kewajiban Pelayanan Kesehatan
Rusyono menegaskan bahwa sikap responsif merupakan kewajiban semua pihak dalam bidang pelayanan kesehatan. “Ini adalah kewajiban sebagai pelayan masyarakat dan di bidang kesehatan, apapun risikonya harus diterima,” tegasnya.
Penjelasan Mengenai SOP
Terkait dengan standar operasional prosedur (SOP) peminjaman ambulans, Rusyono menjelaskan bahwa prosedur tersebut sebenarnya sudah ada dan sesuai aturan. Namun, ia mengakui bahwa ada miskomunikasi dalam penyampaian informasi tersebut.
āKe depannya, kami berharap peristiwa serupa tidak terulang lagi baik di Puskesmas maupun fasilitas kesehatan lainnya,ā pungkasnya.
(Sandi/R3/HR-Online/Editor: Eva)