
Headline24jam.com – Dalam terobosan signifikan bagi penelitian transplantasi organ, ilmuwan baru-baru ini berhasil mengubah tipe darah ginjal donor menjadi tipe O sebelum ditransplantasikan ke penerima otak mati. Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan di China dan menunjukkan hasil positif tanpa tanda-tanda penolakan segera pada organ baru tersebut.
Mengatasi Kekurangan Angka Donor
Saat ini, lebih dari 100.000 orang di Amerika Serikat menunggu organ donor, dengan ginjal menjadi organ yang paling dibutuhkan. Meskipun transplantasi dari donor hidup dapat memperluas jumlah calon donor, upaya terus dilakukan untuk meningkatkan jumlah organ yang dapat diselamatkan dan cara pengirimannya.
Perubahan Tipe Darah Organ
Salah satu tantangan utama dalam transplantasi organ adalah kecocokan golongan darah. Individu dengan tipe A dan B memiliki antigen yang tidak ada pada darah tipe O, sehingga membuat tipikal transplantasi menjadi rumit. Namun, ilmuwan menemukan bahwa tipe O dapat diberikan kepada penerima dengan tipe A dan B tanpa kesulitan, asalkan tidak ada antigen lain yang berbenturan.
Metode Enzimatis yang Inovatif
Dua tahun lalu, tim dari Universitas Cambridge berhasil mengembangkan metode menggunakan enzim untuk menghapus antigen B dari ginjal manusia, mengubahnya menjadi ginjal tipe O. Dr. Steve Withers, co-lead pengembangan enzim, menyatakan, “Ini seperti menghapus cat merah dari mobil dan menemukan primer netral.”
Transplantasi Pertama di China
Kini, tim ilmuwan di China berhasil menerapkan teknik serupa dengan ginjal tipe A yang kemudian ditransplantasikan ke penerima otak mati. Mereka menggunakan metode enzimatis untuk menghapus antigen A dan berhasil mengamati bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi pada organ selama pengujian ex vivo.
Prosedur ini diulang pada ginjal yang sebelumnya ditolak untuk transplantasi, dan meskipun penerima memiliki kadar antibodi anti-A yang tinggi, tindakan penghapusan antigen ternyata efektif. “Tidak ada penolakan hiperakut yang teramati,” terang tim peneliti.
Harapan untuk Transplantasi Masa Depan
Tim peneliti juga mencatat adanya fenomena akomodasi, di mana organ donor dapat menjadi tahan terhadap cedera meskipun terdapat respons imun dari penerima. Meskipun ada sedikit reaksi imun yang teramati pada hari ketiga, tim percaya bahwa data ini akan membantu dalam merancang protokol klinis untuk transplantasi pada penerima hidup di masa mendatang.
Penelitian ini menawarkan harapan baru bagi banyak orang yang membutuhkan transplantasi organ. “Inilah hasil dari bertahun-tahun penelitian dasar yang akhirnya terhubung dengan perawatan pasien,” ungkap Dr. Withers, menandakan langkah maju penting dalam bidang transplantasi organ.
Artikel ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Biomedical Engineering, menandakan kredibilitas dan pengakuan terhadap penelitian tersebut.