
Headline24jam.com – Mary E. Brunkow, Fred Ramsdell, dan Shimon Sakaguchi dinyatakan sebagai pemenang Hadiah Nobel di bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 2025. Pengumuman ini dilakukan pada 2 Oktober di Stockholm, Swedia, sebagai penghargaan atas penemuan mereka terkait toleransi imun perifer. Hadiah ini bernilai 11 juta krona Swedia, atau sekitar $1,17 juta USD, yang akan dibagi rata di antara ketiga ilmuwan tersebut.
Penemuan Toleransi Imun Perifer
Sistem imun manusia memiliki dua lapisan toleransi. Pertama adalah toleransi sentral, yang terjadi di organ seperti timus dan sumsum tulang, untuk menghilangkan limfosit T dan B yang berpotensi menyerang jaringan tubuh sendiri. Namun, intoleransi ini tidak selalu berhasil. Beberapa sel auto-reaktif dapat lolos ke sirkulasi, berpotensi menyebabkan penyakit autoimun.
Penelitian Brunkow, Ramsdell, dan Sakaguchi mengidentifikasi proses kedua, yaitu toleransi imun perifer. Proses ini bertindak sebagai pengaman sekunder ketika toleransi sentral tidak cukup efektif. Salah satu penemuan yang signifikan adalah keberadaan kelas sel imun yang sebelumnya tidak dikenal yang melindungi tubuh dari penyakit autoimun.
Penelitian Kunci pada Gen Foxp3
Pada tahun 1995, Sakaguchi melakukan eksperimen pada tikus dan menemukan sel-sel imun baru. Brunkow dan Ramsdell menemukan bahwa tikus dengan mutasi pada gen Foxp3 sangat rentan terhadap penyakit autoimun. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gen setara pada manusia juga dapat menyebabkan sindrom autoimun serius yang dikenal sebagai IPEX syndrome. Sakaguchi kemudian mengonfirmasi bahwa Foxp3 bertanggung jawab untuk produksi sel imun yang ditemukan sebelumnya.
Dampak Penemuan terhadap Pengobatan
Penemuan ini telah membuka peluang baru dalam bidang imunologi, termasuk pengembangan terapi untuk penyakit autoimun serta kanker. Sejumlah terapi baru kini sedang dalam tahap uji klinis, memberikan harapan akan keberhasilan pengobatan yang lebih efektif. Salah satu terobosan menarik adalah “vaksin terbalik,” yang berpotensi membalikkan gejala penyakit autoimun seperti sklerosis multipel dan diabetes tipe 1 tanpa menonaktifkan sistem imun secara keseluruhan.
Olle Kämpe, ketua Komite Nobel, menekankan pentingnya penelitian ini dengan menyatakan, “Penemuan mereka telah sangat penting untuk pemahaman kita tentang cara kerja sistem imun dan mengapa tidak semua orang mengembangkan penyakit autoimun serius.”
Melalui penemuan ini, Brunkow, Ramsdell, dan Sakaguchi telah memberi kontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu kedokteran dan perawatan kesehatan.