
Headline24jam.com – Sheffield Wednesday, di bawah kepemimpinan Dejphon Chansiri, menghadapi krisis yang semakin dalam, membuat para pendukung mempertimbangkan tindakan lebih lanjut untuk menyuarakan kekecewaan mereka. Situasi ini semakin parah setelah laporan bahwa pemain senior dan staf klub kembali tidak menerima gaji mereka pada bulan September bersama dengan ancaman pemotongan poin dan potensi administrasi. Meskipun ada upaya negosiasi untuk penjualan klub, kemunduran dalam pembicaraan menyebabkan harapan fans semakin suram.
Keadaan di Sheffield Wednesday telah menjadi lebih buruk sejak penurunan performa tim, yang dulu berposisi sebagai pesaing promosi Championship, kini terperosok dalam League One antara tahun 2016 hingga 2021. Atmosfer di Hillsborough, markas klub, saat ini dipenuhi dengan kemarahan dan keputusasaan, menciptakan tekanan yang semakin meningkat di kalangan suporter terhadap Chansiri, yang dinilai telah gagal dalam kepemimpinannya.
Tantangan Tim di Lapangan
Saat ini, manajer Henrik Pedersen dan skuad yang terbatas menghadapi tantangan besar untuk menjaga status Championship mereka. Komposisi tim yang tidak ideal ditambah dengan ancaman administrasi membuat situasi semakin kritis. Beberapa pemain muda berbakat diintegrasikan ke dalam tim utama, tetapi mereka tidak dapat memperbaiki masalah struktural yang lebih dalam di klub.
Ketidakpuasan di Kalangan Pendukung
Ketidakpuasan yang melanda para pendukung klub menjadi semakin jelas dengan laporan terbaru yang menyebutkan bahwa gaji bulan lalu kembali telat dibayarkan. Beberapa wartawan mengungkapkan bahwa pemotongan poin bagi Sheffield Wednesday tampak “tidak terhindarkan”. Situasi ini ditambah dengan embargo baru, yang semakin merumitkan jadwal keuangan klub, serta masalah terkait pinjaman £7,3 juta yang belum ada kejelasan penyelesaiannya.
Salah satu calon pembeli, John Textor, yang sebelumnya memiliki saham di Crystal Palace, dilaporkan mengalami kesulitan dalam negosiasi dengan Chansiri, yang tetap menuntut harga tinggi untuk klub. Meskipun ada indikasi bahwa pemilik klub bersedia menurunkan valuasi dari £100 juta menjadi sekitar £70 juta, proses penjualan tampaknya tidak berkembang sesuai harapan.
Reaksi Pendukung dan Aksi Protes
Setelah kekalahan telak 5-0 dari Coventry City di kandang, penggemar Sheffield Wednesday melancarkan aksi protes. Tindakan tersebut menunjukkan betapa frustrasinya mereka terhadap kebijakan Chansiri. Patrick McKenna, seorang pengamat setia klub, menyatakan ketidakpuasannya, mengatakan, “Saya tidak yakin bisa semakin tidak menghargai Dejphon Chansiri. Setiap hari memberikan bukti lebih lanjut betapa tidak kompetentennya dia.”
Dalam pernyataan lain, McKenna menambahkan, “Sangat konyol bahwa dia tidak mau menjual klub ini dan malah terlihat berusaha mempertahankannya.” Rasa marah yang meluap di kalangan pendukung berakar dari kekhawatiran lebih luas, termasuk dampaknya pada pekerjaan dan kehidupan staf klub.
Langkah-langkah Protes Terbaru
Sheffield Wednesday Supporters Trust telah merumuskan strategi protes yang baru. Mereka mendorong aktivitas lebih lanjut seperti kampanye “Black and Gold until it’s sold”. Ini termasuk penghindaran pembelian tiket musiman dalam tawaran ‘early-bird’ yang biasa dan mendorong semua pendukung untuk melakukan boikot pada pertandingan mendatang melawan Middlesbrough pada 22 Oktober.
Pendukung diharapkan memilih untuk menyaksikan pertandingan di pub atau klub sosial lokal alih-alih datang ke Hillsborough. Dengan cara ini, mereka ingin memastikan bahwa uang yang mereka habiskan tetap berputar dalam komunitas, bukan di kantong Chansiri.
Prospek Ke Depan
Dalam menghadapi situasi kritis ini, banyak yang bertanya-tanya tentang masa depan Sheffield Wednesday. Dengan maraknya ketidakpuasan yang dirasakan di antara pendukung dan ancaman administratif yang mengintai, penting bagi klub untuk mengambil langkah proaktif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tekanan untuk melakukan perubahan segera semakin meningkat, baik dari dalam maupun luar klub.
Dalam konteks yang lebih luas, situasi ini cukup mencolok, mengingat prestisiusnya Sheffield Wednesday sebagai salah satu tim yang memiliki reputasi yang kuat di liga Inggris. Masa depan klub yang sudah terancam perlu menjadi perhatian serius agar mereka tidak terus terperosok lebih dalam ke dalam krisis.
Di tengah kekecewaan dan frustrasi yang mendalam, harapan penggemar Sheffield Wednesday untuk pemilik baru yang lebih bertanggung jawab menjadi semakin mendesak. Suara-suara mereka menggema di seluruh komunitas, dengan harapan terhadap perubahan positif yang dapat mengembalikan klub ke jalur yang benar.
• Headline SEO (H1): Sheffield Wednesday Hadapi Krisis di Bawah Dejphon Chansiri
• Meta description: Sheffield Wednesday mengalami krisis di bawah kepemimpinan Dejphon Chansiri, para pendukung merencanakan aksi protes untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka.