
Headline24jam.com – Indonesia siap menggelar pameran terpadu bertajuk Unified Supply Chains pada 6-9 Mei 2026, di NICE PIK 2, Jakarta. Pameran ini bertujuan untuk memperkuat sistem rantai pasok nasional dalam sektor pangan, logistik, dan cold chain, serta mendorong inovasi teknologi serta kolaborasi industri dalam negeri.
Pentingnya Integrasi Rantai Pasok
Pelaku industri menekankan bahwa integrasi sistem pasok adalah kunci untuk menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan daya saing. Tejo Mulyono, Kepala Bidang Cold Chain Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI), menegaskan bahwa rantai dingin tidak dapat beroperasi tanpa dukungan dari berbagai sektor.
Tejo juga menyebutkan bahwa Indonesia sering mengalami masalah dalam ekspor buah segar, termasuk mangga dan durian, karena kurangnya sistem penyimpanan dingin yang efektif. “Teknologi rantai dingin di Indonesia masih tertinggal jauh,” ujarnya.
Masalah Food Loss dan Food Waste
Dia menambahkan, lebih dari 90% dari ekspor durian Indonesia ditujukan ke China, namun masih terdapat banyak tantangan terkait manajemen makanan, termasuk food loss dan food waste. “Jangan sampai makanan yang kita siapkan terbuang percuma karena basi atau tak dimakan,” ungkapnya.
Perubahan pola pikir dalam manajemen makanan di rumah tangga diperlukan untuk mengurangi pemborosan pangan dan mendukung ketahanan nasional.
Kolaborasi antara Sektor
Tejo mendorong kolaborasi yang lebih erat antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan industri. Ia mengingatkan bahwa banyak riset yang tidak terimplementasi dalam praktik industri. “Perguruan tinggi jangan hanya jadi penonton. Harus ikut menciptakan teknologi lokal untuk rantai dingin Indonesia,” jelasnya.
Teknologi Rantai Dingin Terapan
berbagai teknologi rantai dingin yang populer di luar negeri, seperti phase change material (PCM) dan sistem penyimpanan ozon, perlu dikembangkan versi lokalnya. “Jika terus mengandalkan produk luar, kita akan tertinggal,” tegasnya.
Harapan untuk Pameran Unified Supply Chains
Pameran Unified Supply Chains diharapkan menjadi jembatan kolaborasi antara pelaku industri, pemerintah, akademisi, dan lembaga riset. Dengan teknologi hijau dan efisiensi distribusi, diharapkan dapat menurunkan emisi dalam rantai pasok nasional. “Industri ini menyangkut kehidupan sehari-hari, dari makanan sampai ke meja makan,” kata Tejo.
Target Peserta Pameran
PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) selaku penyelenggara, menargetkan lebih dari 400 peserta dari berbagai sektor terlibat dalam pameran ini. Acara tersebut akan diselenggarakan bersamaan dengan pameran lainnya seperti FEAST Indonesia dan Indonesia Cold Chain Expo.
Direktur WAKENI, Sofianto Widjaja, menyatakan harapannya untuk menciptakan kemitraan yang lebih kohesif antar pelaku usaha melalui acara ini. Ia optimis bahwa kolaborasi lintas sektor bisa memperkuat posisi Indonesia sebagai penyedia pangan global.
Dengan semangat sinergi ini, diharapkan semua elemen masyarakat, pelaku usaha, dan inovator dapat terlibat untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor teknologi rantai dingin.