
Headline24jam.com – Ratusan ribu tahun yang lalu, manusia purba, termasuk Neanderthal, berhasil berburu mammoth, hewan raksasa yang lebih dari dua kali tinggi manusia dan seberat 150 kali lebih berat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa teknik berburu Neanderthal yang canggih membantu mereka berburu mammoth di berbagai lokasi, termasuk Eropa dan Asia. Hal ini mendorong ilmuwan untuk mengeksplorasi lebih dalam perilaku dan kecerdasan dari spesies yang sering kali dianggap primitif ini.
Menggali Teknik Berburu Neanderthal
Salah satu tantangan utama dalam membuktikan bahwa Neanderthal berburu mammoth adalah kurangnya bukti langsung. Menurut Matt Pope, seorang arkeolog di UCL Institute of Archaeology, “Sulit untuk menemukan bukti yang menunjukkan bahwa mammoth benar-benar diburu.” Bukti seperti bekas goresan atau kerusakan dari tombak sering kali tidak terdeteksi pada tulang besar.
Namun, penemuan tulang mammoth di lokasi Neanderthal memberikan indikasi bahwa mereka mungkin memang berburu hewan tersebut. Pope menjelaskan, “Kami sering menemukan tulang mammoth yang hanya terdiri dari individu dewasa, bukan anak-anak. Ini menunjukkan bahwa mereka bisa saja diburu.”
Bukti Keberhasilan Berburu
Neanderthal memiliki sejarah panjang yang menyaksikan penurunan mammoth steppe dan munculnya mammoth berbulu. Sebuah situs bernama Lehringen telah menemukan tombak yang ada pada kerangka gajah bertusuk lurus, yang mengindikasikan bahwa mereka berhasil berburu spesies besar tersebut. Selain itu, Neanderthal telah terbukti membuat alat-alat berburu yang efektif, termasuk tombak kayu panjang dengan jangkauan hingga 30 meter.
Rick Potts, Direktur Program Asal Usul Manusia di Smithsonian Institution, menyatakan, “Neanderthal memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi sepanjang waktu, menunjukkan bahwa mereka secerdas Homo sapiens.”
Konsep Kekuatan dan Strategi
Meskipun dianggap lebih kecil dan berbadan kekar, Neanderthal sebenarnya lebih kuat dibandingkan manusia modern. “Dari tanda-tanda otot pada tulang mereka, kami dapat menyimpulkan bahwa Neanderthal lebih kuat dari kita, yang pasti akan membantu dalam berburu,” kata Potts.
Mereka juga dikenal membentuk kelompok sosial yang erat, menggunakan pengetahuan dan teknologi canggih untuk membangun strategi berburu. “Mereka memahami lanskap dan menggunakan taktik untuk mengelabui hewan,” tambah Pope. Pemetaan habitat dan strategi berburu di tempat-tempat tertentu, seperti La Cotte de St Brelade, menunjukkan bahwa Neanderthal kembali ke lokasi yang sama selama bertahun-tahun.
Pengetahuan mengenai Lingkungan
Strategi berburu Neanderthal tidak hanya bergantung pada kekuatan fisik. Kecerdasan dan kemampuan mereka untuk memahami lingkungan di sekitar sangat penting. Pope menekankan, “Saat kami menemukan bukti berburu di lokasi tertentu, termasuk untuk hewan besar seperti gajah, mereka menggunakan lanskap sebagai keuntungan.”
Dengan merencanakan dan mengeksploitasi lingkungan, Neanderthal bisa memburu mammoth dengan lebih efektif. “Jika mereka dapat menjaga jarak aman dengan senjata, prospek berburu mammoth menjadi tidak begitu mengerikan,” tambah Pope.
Keberhasilan dalam Berburu
Meski sulit untuk menilai tingkat keberhasilan Neanderthal dalam berburu hewan tertentu, Potts mencatat bahwa mereka bertahan hingga 400.000 tahun. “Dari catatan fosil yang kami miliki, spesies kita sendiri telah ada sekitar 300.000 tahun,” jelasnya. Keberhasilan dalam bertahan hidup dapat dilihat sebagai indicator kecakapan berburu mereka.
Dengan teknik yang canggih dan pemahaman terhadap lingkungan, Neanderthal lebih dari sekadar pemburu. Mereka adalah makhluk sosial yang mampu merencanakan, bekerja sama, dan beradaptasi untuk bertahan hidup di era es yang penuh tantangan.