
Headline24jam.com – Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, kembali membuat gelombang di publik dengan inisiatif terbarunya. Ia mengundang masyarakat untuk menyisihkan Rp1.000 per hari sebagai bentuk kesetiakawanan sosial. Diluncurkan pada Kamis (9/10), gerakan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi sederhana tapi berarti dari warga untuk membantu sesama.
Namun, rencana tersebut tidak berhenti di situ. Dedi, yang dikenal dengan ide-ide kontroversial, menghadapi kritik dari netizen yang menuduhnya melakukan praktik pungutan liar. “Ini bukan pungli atau donasi, tapi budaya yang perlu distructurisasi,” bantahnya dengan tegas melalui akun Instagramnya.
Kontroversi Kebijakan Dedi Mulyadi
Sebelum ini, Dedi juga mendapat perhatian setelah memperkenalkan program pembinaan untuk siswa nakal. Program yang dimulai pada 1 Mei 2025 ini membawa siswa ke barak militer dengan tujuan untuk membentuk karakter disiplin dan kemandirian. Inisiatif ini disambut beragam oleh masyarakat, menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial.
Dedi menjelaskan, “Tujuan kami adalah mengembalikan jati diri remaja sebagai generasi penerus bangsa.” Namun, kebijakan ini masih terus diperdebatkan apakah layak atau terlalu ekstrem.
Tanggapan Masyarakat
Masyarakat tampak terbagi; beberapa mendukung gerakan ini sebagai langkah positif, sementara yang lain mengekspresikan ketidakpuasan. Latar belakang Dedi Mulyadi yang merupakan sosok yang dikenal inovatif membawa harapan bagi sebagian orang, namun juga menciptakan skeptisisme.
Dengan dua kebijakan yang saling terkait, Dedi Mulyadi terlihat berusaha menciptakan perubahan di Jawa Barat. Apakah gerakan kesetiakawanan sosial ini akan berhasil, atau justru berpotensi menimbulkan masalah baru? Hanya waktu yang akan menjawab.
(die/fik)