
Headline24jam.com – Pemerintah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, meluncurkan inisiatif transformasi digital melalui sistem pembayaran non tunai QRIS untuk pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam Program Nyaah ka Indung Asuh dan Anak Yatim.
Sosialisasi QRIS di Aula Tampomas
Sosialisasi penggunaan QRIS dilaksanakan di Aula Tampomas, Pusat Pemerintahan Sumedang pada Kamis, 9 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menghadirkan layanan publik yang lebih efisien.
Inovasi dalam Pengumpulan ZIS
Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dian Sukmara, menegaskan bahwa penerapan QRIS merupakan inovasi yang memadukan budaya, agama, dan teknologi informasi.
“QRIS menjadi alat penting untuk mempercepat penghimpunan dan penyaluran ZIS secara transparan,” jelas Dian.
Kolaborasi dengan BAZNas
Kolaborasi antara pemerintah daerah dan BAZNas Sumedang menjadi kunci utama keberhasilan digitalisasi ZIS. Dengan dukungan QRIS, diharapkan partisipasi masyarakat dalam berzakat meningkat signifikan.
Dian menyampaikan, “Terima kasih kepada para muzaki yang telah berbagi rezeki. Semoga ini membawa berkah bagi kita semua.”
Kepedulian Terhadap Ibu dan Anak Yatim
Program Nyaah ka Indung berfokus pada kepedulian terhadap perempuan, khususnya ibu dan anak-anak yatim. Ini memastikan bahwa tidak ada yang terlewat dari jangkauan bantuan pemerintah.
“Program ini bukan hanya bantuan materi, tetapi juga penguatan solidaritas sosial di Sumedang,” tambah Dian.
Peran Indung Asuh dalam Gerakan Sosial
Keberadaan indung asuh dianggap sebagai kekuatan utama dalam gerakan sosial ini. Mereka berperan dalam mewujudkan visi Kabupaten Sumedang sebagai daerah yang Santun, Inovatif, Mandiri, Partisipatif, dan Akuntabel, serta siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
(Aang/R3/HR-Online/Editor: Eva)