
Headline24jam.com – Amerika Serikat mengancam Tiongkok dengan menerapkan pembatasan ekspor suku cadang pesawat Boeing. Tindakan ini merupakan reaksi Washington terhadap pembatasan ekspor mineral tanah oleh Tiongkok, yang telah memicu ketegangan dalam hubungan perdagangan antara kedua negara.
Langkah Taktis AS dalam Perdagangan Global
Sejak Januari lalu, Presiden AS, Donald Trump, sering menggunakan strategi Boeing untuk mengatur ulang perdagangan global. Konflik dagang yang berkepanjangan antara AS dan Tiongkok membuat kedua negara saling menanggapi dengan kebijakan yang lebih ketat.
Dampak Terhadap Produsen Pesawat
Dalam satu insiden baru-baru ini, Beijing menginstruksikan maskapai-maskapai Tiongkok untuk menghentikan penerimaan pesawat baru dari Boeing sebagai respons terhadap tekanan dari AS. Meskipun demikian, perusahaan pembuat pesawat asal AS tersebut mencatat sejumlah penjualan besar ke maskapai asing setelah kunjungan Trump ke negara-negara tersebut.
“Banyak yang bergantung pada kami, termasuk pesawat. Tiongkok memiliki banyak pesawat Boeing dan membutuhkan suku cadang,” ujar Trump mengenai potensi barang yang bisa dikenakan pembatasan ekspor AS, seperti dilaporkan Reuters.
Penjualan Pesawat yang Terpengaruh
Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa Boeing sedang dalam pembicaraan untuk menjual hingga 500 pesawat ke Tiongkok. Jika kesepakatan ini terwujud, ini akan menjadi pesanan besar pertama dari Tiongkok sejak Trump menjabat.
Menurut Scott Hamilton dari analisis penerbangan Leeham.Co, jika kesepakatan dibatalkan, dampak finansial bagi Boeing mungkin tidak besar. “Ini hanya sedikit menggores permukaan Boeing,” ujarnya.
Korelasi Pesanan dan Operasional
Historisnya, Tiongkok pernah menyumbang hingga 25 persen dari total pesanan Boeing, namun kini angka itu menurun menjadi kurang dari 5 persen. Data dari Cirium menunjukkan maskapai-maskapai Tiongkok memiliki pesanan setidaknya 222 pesawat Boeing dan saat ini mengoperasikan 1.855 unit, mayoritas adalah tipe Boeing 737.
Implikasi bagi CFM International
Larangan ekspor suku cadang juga akan berdampak pada CFM International, perusahaan patungan antara GE Aerospace dari AS dan Safran dari Prancis, yang memproduksi mesin untuk Boeing. GE juga memproduksi mesin untuk Boeing 777 dan 787 yang juga dipesan oleh Tiongkok.
Persaingan dengan Airbus
Sementara itu, rival Boeing di Eropa, Airbus, hanya memiliki 185 pesanan dari pelanggan Tiongkok. Airbus memiliki fasilitas produksi di Tianjin yang mampu memproduksi sekitar empat pesawat A320 setiap bulannya.
Proyek Pesawat Dalam Negeri Tiongkok
Tiongkok berupaya membangkitkan industri pesawat komersial lokal melalui COMAC C919, yang bersaing dengan Airbus A320 dan Boeing 737. Pelanggan Tiongkok telah melakukan pemesanan untuk 365 unit pesawat tersebut.
Namun, pembatasan ekspor AS terhadap komponen yang digunakan dalam C919 telah memperlambat produksinya secara signifikan. Hingga September 2025, COMAC baru mengirimkan lima dari 32 pesawat yang direncanakan untuk pelanggan Tiongkok tahun ini.
Reporter: CHAHAYA SIMANJUNTAK