
Headline24jam.com – Pengguna media sosial baru-baru ini menemukan keanehan dalam kalender iPhone: saat menggulir kembali ke bulan Oktober 1582, terlihat bahwa tanggal langsung berpindah dari 4 ke 15, melompati sepuluh hari. Fenomena ini bukan kesalahan atau lelucon dari pengembang Apple, melainkan mencerminkan perubahan kalendar yang nyata di masa itu.
Mengapa Terjadi Pergantian Tanggal?
Pada tahun 1582, Gereja Katolik mengadopsi kalender Gregorian, menggantikan kalender Julian yang telah digunakan sejak zaman Julius Caesar. Kalender Julian dan Gregorian memiliki kesamaan, yaitu sama-sama merupakan kalender matahari dengan 12 bulan, namun terdapat perbedaan signifikan dalam pengaturan tahun kabisat. Kalender Julian menambahkan satu hari setiap empat tahun, sementara kalender Gregorian memiliki aturan yang lebih kompleks terkait tahun kabisat.
Latar Belakang Sejarah
Sejak Konsili Nicea pada tahun 325 Masehi, tanggal untuk perayaan Paskah ditetapkan berdasarkan bulan purnama setelah ekuinoks musim semi pada 21 Maret. Namun, seiring berlalunya waktu, ekuinoks ini bergeser dari tanggal tersebut. Pada abad ke-16, ekuinoks sebenarnya terjadi pada 11 Maret, yang menyebabkan penjadwalan Paskah menjadi tidak tepat.
Langkah Pihak Gereja
Untuk menyelesaikan masalah ini, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian. Untuk menyelaraskan kalender baru dengan posisi matahari, sepuluh hari yang sudah terakumulasi harus dihilangkan. Oleh karena itu, bulan Oktober dipilih sebagai waktu untuk melakukan perubahan ini, sehingga setelah merayakan Hari St. Fransiskus Assisi pada tanggal 4, seluruh dunia secara tiba-tiba melompat ke tanggal 15.
Dampak dan Implementasi
Momen pergantian ini menjelaskan mengapa kalender-kalender di masa itu menunjukkan kidah dari tanggal 4 hingga 15 Oktober 1582. Namun, tidak semua wilayah di dunia beralih ke kalender Gregorian pada waktu yang sama. Misalnya, Alaska baru beralih pada tahun 1867 setelah beralih dari kontrol Rusia ke Amerika Serikat, harus melompati sejumlah hari untuk menyesuaikan dengan sistem kalender baru.
Kendati para biksu di abad ke-16 dan warga Alaska di abad ke-19 tidak memasukkan tanggal ke dalam catatan digital mereka, alat kalender modern masih mempertahankan struktur tersebut, memungkinkan kita untuk melihat bagaimana perayaan atau momen tertentu terpengaruh oleh perubahan waktu historis.
Kedalaman sejarah ini menambah nilai bagi siapa pun yang ingin mengetahui lebih jauh tentang bagaimana sistem penanggalan yang kita gunakan saat ini terbentuk, dan bagaimana hal ini memberi konteks bagi peristiwa sejarah sepanjang zaman.