
Headline24jam.com – Bumi telah mencapai titik tipping iklim pertamanya, menurut pembaruan resmi terbaru yang menyiratkan “realitas baru” bagi lingkungan natural kita. Penemuan ini menyangkut terumbu karang air hangat di seluruh dunia, yang baru-baru ini mengalami kematian massal yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat meningkatnya suhu laut.
Tipping Point Terumbu Karang
Dengan suhu global yang sudah mencapai sekitar 1,4°C di atas tingkat praindustri, terumbu karang kini melewati ambang batas suhu kritis yaitu sekitar 1,2°C. Bahkan jika pemanasan global dibatasi pada 1,5°C, terdapat lebih dari 99 persen kemungkinan bahwa terumbu karang air hangat akan mencapai titik tak dapat balik ini, menurut Laporan Tipping Points Global kedua.
Laporan ini menyatakan harapan bahwa meskipun sedikit wilayah terumbu karangunya masih tersisa, ekosistem terumbu karang yang sehat dan berkembang kemungkinan akan segera menjadi masa lalu. Kembali ke suhu Bumi yang hanya 1°C di atas tingkat praindustri merupakan tantangan besar yang membutuhkan upaya global yang monumental.
Dr. Mike Barrett, penasihat ilmiah utama dari WWF-UK dan salah satu penulis laporan ini, mengungkapkan, “Temuan laporan ini sangat mengkhawatirkan. Fenomena terumbu karang air hangat yang melewati titik tipping termal adalah tragedi bagi alam dan masyarakat yang bergantung pada mereka untuk makanan dan pendapatan.”
Upaya Global dalam Penelitian
Laporan Global Tipping Points ini merupakan hasil kolaborasi internasional yang melibatkan lebih dari 160 ilmuwan dari 87 institusi di 23 negara. Mereka telah mengidentifikasi berbagai titik tipping lain yang mencakup perubahan drastis seperti beralihnya Amazon menjadi lahan kering, mencairnya es kutub, dan kemungkinan runtuhnya Sirkulasi Overturning Atlantik.
Peneliti mengingatkan bahwa banyak sistem Bumi lainnya juga berada di ambang batas kritis. Dr. Barrett menambahkan, “Kondisi suram ini harus menjadi panggilan untuk bertindak. Jika kita tidak membuat langkah konkret sekarang, kita juga akan kehilangan hutan hujan Amazon, es kutub, dan arus lautan yang vital.”
Pedoman Kebijakan untuk Tipping Points
Laporan ini dirilis menjelang COP30, KTT iklim tahunan PBB yang akan berlangsung pada November mendatang di Belém, Brasil, di mana berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga non-pemerintah, akan berdiskusi tentang kebijakan iklim global. Penulis laporan berkolaborasi dengan kepresidenan COP30 Brasil untuk mengembangkan “Action Agenda” yang mengedepankan titik tipping ini sebagai gambaran risiko perubahan iklim.
Dr. Manjana Milkoreit dari Universitas Oslo menjelaskan, “Pemikiran kebijakan saat ini tidak selalu memperhitungkan titik tipping. Untuk mengatasi titik tipping ini, diperlukan inovasi dalam tata kelola serta reformasi lembaga yang ada.”
Pencegahan terhadap titik tipping akan memerlukan jalur mitigasi yang ‘didepan’ yang meminimalkan suhu global puncak dan durasi periode overshoot di atas 1,5°C. Pendekatan penghilangan karbon dioksida yang berkelanjutan perlu segera ditingkatkan untuk mencapai tujuan ini.