Headline24jam.com – Cryptozoology, ilmu yang mempelajari makhluk tersembunyi atau yang tidak diketahui, seperti Bigfoot, Yeti, dan Loch Ness Monster, telah menarik perhatian banyak orang. Dikenalkan oleh Bernard Heuvelmans pada pertengahan abad ke-20, fokus penelitian ini adalah mengumpulkan bukti dari kesaksian dan budaya sekitar, meskipun makhluk ini belum diakui secara ilmiah.
Apa Itu Cryptozoology?
Cryptozoology merupakan studi tentang makhluk-makhluk yang dianggap sebagai “cryptids.” Dalam bidang ini, setiap laporan kesaksian, cerita rakyat, dan budaya lokal menjadi bagian penting dari penelitian. Dr. Darren Naish, seorang ahli paleontologi dan penulis, menjelaskan bahwa “cryptid adalah makhluk yang dilaporkan berdasarkan bukti anekdot, tetapi belum diakui sebagai spesies yang sah secara ilmiah.”
Sejarah Perkembangan Cryptozoology
Heuvelmans dikenal sebagai “Bapak Cryptozoology,” setelah menerbitkan dua buku penting pada tahun 1955 dan 1965 mengenai topik ini. Dia bersama Ivan T. Sanderson berargumen bahwa studi ini seharusnya dilakukan dengan mempertimbangkan sains dan folklore lokal. Tokoh lain seperti Charles Fort juga memberikan kontribusi penting, mendokumentasikan fenomena aneh dalam karyanya “The Book of the Damned.”
Bukti dari Makhluk yang Dikenal
Sejumlah makhluk yang sebelumnya dianggap mitos ternyata ada. Sebagai contoh, okapi yang dijuluki “unicorn Afrika” ditemukan pada abad ke-20, dan coelacanth yang dianggap punah selama 70 juta tahun tiba-tiba ditemukan lagi pada tahun 1938. Meski demikian, Dr. Naish menyatakan, “Keberadaan makhluk-makhluk ini tidak membuktikan bahwa Loch Ness Monster atau Bigfoot nyata.”
Cryptozoology di Era Modern
Di era internet dan teknologi modern, pencarian makhluk seperti Bigfoot masih berlangsung. Richard Freeman, direktur zoologi di Centre for Fortean Zoology, mencatat bahwa meskipun dunia tampak telah dieksplorasi, banyak daerah—terutama di Afrika, Asia, dan Australia—masih belum terpetakan sepenuhnya. Teknologi mungkin membantu, tetapi juga memunculkan klaim yang meragukan.
Kesimpulan
Penelitian dan diskusi tentang cryptids tetap hidup dalam kultur manusia. Dr. Naish menegaskan bahwa “konsep cryptid adalah bagian tak terpisahkan dari pemahaman budaya tentang lanskap,” menunjukkan bahwa pencarian bagi makhluk ini akan terus ada seiring dengan perkembangan zaman.