Headline24jam.com – Penjualan mobil listrik di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada September 2025, berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Distribusi Battery Electric Vehicle (BEV) dari pabrik ke diler tercatat hanya mencapai 4.039 unit, turun 36,3 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 6.341 unit. Penurunan ini terjadi meskipun insentif pemerintah untuk kendaraan listrik masih berlaku, mencerminkan ketidakstabilan dalam pasar mobil listrik nasional.
Fluktuasi Penjualan Merek
Penurunan penjualan ini mengubah peta persaingan di pasar mobil listrik. Wuling Binguo EV kini menjadi pemimpin pasar dengan penjualan 561 unit, diikuti oleh Aion V yang terjual 527 unit. Kedua merek ini memanfaatkan jaringan diler yang luas dan harga yang lebih terjangkau untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah kondisi yang lesu.
Sementara itu, BYD M6, yang sebelumnya menjadi bintang penjualan, hanya mencatat 321 unit, mengalami penurunan drastis sebesar 76,7 persen. Penurunan juga menghinggapi model-model lainnya dari BYD, termasuk Sealion 7 yang turun 50,7 persen, serta Atto 3 yang turun 47,1 persen.
Denza D9, model MPV listrik premium, juga tercatat hanya terjual 227 unit, menurun lebih dari 70 persen dari rata-rata bulanan sebelumnya. Kejadian ini menunjukkan dampak perlambatan tidak hanya memengaruhi segmen entry-level tetapi juga premium.
Kejutan dari Hyundai Ioniq 5
Salah satu kejutan besar datang dari Hyundai Ioniq 5, yang hanya terjual 2 unit pada bulan September 2025. Ini menjadikannya penjualan terendah sepanjang tahun fiskal ini, meski Ioniq 5 sebelumnya dianggap sebagai salah satu mobil listrik paling populer di Indonesia. Kini, model ini bahkan kalah dari Neta, merek asal Tiongkok yang sedang mengalami kesulitan.
Neta V-II dilaporkan terjual 18 unit, sedangkan Neta X mencatat 3 unit, jauh di atas angka penjualan Ioniq 5. Di sisi lain, merek baru seperti VinFast mulai mendapatkan perhatian dengan penjualan VF 3 sebanyak 106 unit dan VF e34 sebanyak 38 unit.
Tantangan untuk Industri Mobil Listrik
Perkembangan ini jadi indikator dinamika pasar mobil listrik Indonesia yang terus berubah. Meskipun penjualan melalui platform e-commerce pernah mengalami kenaikan dua kali lipat, distribusi konvensional masih menjadi tulang punggung penjualan.
Di tingkat global, industri mobil listrik tetap menunjukkan tren positif. Tesla dan BYD mencatat penjualan ribuan unit setiap kuartal. Namun, pasar Indonesia masih membutuhkan penyesuaian untuk mencapai stabilitas yang lebih baik.
Kondisi ini tentunya menjadi perhatian berbagai pihak, mengingat pemerintah telah memberikan insentif signifikan untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik di tanah air. Diperlukan strategi yang lebih komprehensif untuk mengatasi fluktuasi penjualan agar pasar mobil listrik di Indonesia dapat tumbuh lebih stabil di masa depan.