Headline24jam.com – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 dapat memiliki dampak jangka panjang pada generasi mendatang. Para ilmuwan di The Florey Institute of Neuroscience and Mental Health mengungkapkan bahwa sperma dari tikus jantan yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan perubahan yang mempengaruhi perilaku keturunannya. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications, menyoroti kemungkinan bahwa dampak infeksi ini tidak hanya terbatas pada individu yang terinfeksi.
Dampak Infeksi COVID-19 pada Sperma Tikus
Menurut Profesor Anthony Hannan, pemimpin penelitian, “Kami sudah tahu bahwa faktor lingkungan tertentu dapat mengubah perkembangan otak dan perilaku keturunan.” Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengalaman ayah bisa mempengaruhi informasi yang dibawa oleh sperma, termasuk molekul RNA yang mengatur perkembangan keturunan.
Metodologi Penelitian
Para peneliti menginfeksi tikus jantan dengan versi virus yang disesuaikan untuk hewan pengerat. Proses pemulihan memakan waktu antara 7 hingga 10 hari, dengan pengurangan berat badan digunakan sebagai indikator keparahan infeksi. Hanya tikus yang kehilangan berat badan sekitar 9-15 persen yang dilanjutkan untuk dipelajari.
Hasil Penelitian dan Perilaku Keturunan
Empat minggu setelah infeksi, tikus-tikus tersebut mulai dikawinkan. Keturunan dari tikus yang terinfeksi menunjukkan perilaku lebih cemas dibandingkan dengan keturunan dari tikus yang tidak terinfeksi. “Kami mendapati bahwa keturunan tersebut menunjukkan lebih banyak perilaku cemas,” ujar Dr. Elizabeth Kleeman, penulis utama penelitian.
Lanjutan penelitian menunjukkan bahwa keturunan perempuan juga mengalami perubahan genetik yang memengaruhi aktivitas gen di hippocampus, yang berfungsi dalam regulasi emosi. “Perubahan-perubahan ini mungkin berkontribusi pada peningkatan kecemasan yang diamati,” kata Dr. Carolina Gubert, salah satu penulis senior studi ini.
Temuan Generasi Berikutnya
Peneliti juga menciptakan “cucu” dengan mengawinkan keturunan pertama untuk menilai apakah ada perubahan yang terjadi di generasi selanjutnya. Mereka menemukan bahwa ukuran angka bayi dari kelompok tikus yang terkena COVID lebih kecil, tetapi tidak terlihat ada perubahan perilaku yang signifikan pada cucu dari tikus terinfeksi.
Kesimpulan dan Implikasi untuk Manusia
Temuan ini adalah yang pertama dalam jenisnya dan menunjukkan pentingnya memahami dampak virus COVID-19 tidak hanya untuk individu yang terinfeksi tetapi juga bagi anak-anak mereka. Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir 7,8 juta infeksi COVID-19 secara global, yang berpotensi menghasilkan dampak serupa pada sperma manusia.
“Lebih banyak penelitian diperlukan, terutama untuk sperma dan keturunan manusia yang terinfeksi SARS-CoV-2,” tambah Hannan. Temuan ini menggarisbawahi potensi dampak jangka panjang pandemi COVID-19 pada generasi mendatang.