Headline24jam.com – Sebuah studi terbaru menemukan bukti langsung tentang komposisi kimia purba Bumi dari era proto-Bumi, menunjukkan bahwa meskipun Bumi telah mengalami transformasi besar, jejak masa lalunya tetap ada. Nicole Nie, asisten profesor di MIT dan penulis utama penelitian ini, menyatakan bahwa penemuan ini merupakan “mungkin bukti langsung pertama” dari bahan yang bertahan dari Bumi purba.
Temuan Menakjubkan tentang Bumi Purba
Dalam penelitian yang diterbitkan pada tahun 2023, Nie dan timnya berfokus pada analisis meteorit dari berbagai lokasi untuk memahami evolusi tata surya. Namun, mereka menemukan sesuatu yang lebih menarik: anomali isotop kalium yang berbeda dari yang biasanya ada di Bumi. “Isotop kalium yang berbeda dapat digunakan sebagai pelacak blok bangunan Bumi,” ungkap Nie.
Proses Penelitian yang Mendalam
Tim peneliti memeriksa batuan tua di Greenland, Kanada, dan Hawaii, tempat di mana aktivitas vulkanik membawa contoh dari lapisan dalam Bumi. “Jika tanda kalium ini terjaga, maka kami ingin mencarinya di waktu dan kedalaman yang dalam,” lanjut Nie. Hasilnya menunjukkan bahwa sampel-sampel tersebut memiliki karakteristik yang tidak biasa, sinal presisi yang mendekati bahan Bumi purba.
Pembuktian Melalui Eksperimen
Tim melakukan simulasi untuk menganalisis efek dari peristiwa seperti “Great Impact”, ketika Bumi dan planet Theia bertabrakan, merusak dan melahirkan bulan kita. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sampel yang sebelumnya dianggap anomali kini tampil serupa dengan bahan modern. “Kami melihat sesuatu yang sangat mirip dengan Bumi yang sangat kuno, bahkan sebelum tabrakan besar itu,” kata Nie.
Masih Banyak yang Harus Dipelajari
Meskipun temuan ini mengubah pemahaman kita tentang sejarah Bumi, penelitian ini belum sepenuhnya lengkap. “Inventaris meteorit saat ini tidak lengkap,” tambah Nie, menegaskan bahwa ada banyak yang masih harus dipelajari mengenai komposisi kimia asli planet kita. Penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti masih harus terus mengeksplorasi asal usul dan sifat Bumi.
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience, menandai langkah penting dalam memahami masa lalu planet kita.