
Headline24jam.com – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim akademisi dari University of California San Diego dan University of Maryland selama tiga tahun mengungkapkan bahwa mayoritas transmisi data sensitif melalui komunikasi satelit tidak terproteksi dengan enkripsi. Penelitian ini menemukan bahwa komunikasi yang tidak aman ini dapat disadap dengan perangkat sederhana yang tidak memerlukan keahlian khusus, menimbulkan risiko keamanan yang serius.
Hasil penelitian ini, yang dilaksanakan di La Jolla, California, menunjukkan bahwa sekitar setengah dari sinyal satelit geostasioner dalam jangkauan tim mengandung data tanpa enkripsi. Aaron Schulman dari UC San Diego menggarisbawahi penemuan ini, “Banyak infrastruktur kritis masih bergantung pada tautan satelit, tapi kami menemukan banyak komunikasi yang tidak aman.”
Keterbukaan Data Sensitif
Peneliti berhasil menangkap beragam informasi sensitif, termasuk panggilan suara, pesan teks dari pelanggan T-Mobile, hingga data lalu lintas internet penumpang pesawat. Informasi yang bocor juga mencakup operasi militer dan laporan utilitas publik. Risiko ini semakin meningkat mengingat perangkat yang digunakan setara dengan peralatan TV satelit rumah tangga.
Dalam satu contoh konkret, dalam sembilan jam pemantauan, tim mengungkap ribuan nomor pelanggan dan isi pesan yang dikirim ke menara ponsel T-Mobile. Selain T-Mobile, operator lain seperti AT&T Mexico dan Telmex juga tercatat melakukan transmisi tanpa enkripsi.
Respons dari Penyedia Layanan
Setelah temuan ini dipublikasikan, T-Mobile langsung mengamankan transmisi mereka. Sementara itu, AT&T menyatakan bahwa insiden tersebut disebabkan oleh kesalahan konfigurasi vendor dan telah diperbaiki. Telmex memilih untuk tidak memberikan komentar mengenai temuan tersebut.
Ancaman terhadap Infrastruktur Kritis
Lebih mengkhawatirkan, sinyal tanpa enkripsi juga terdeteksi dalam komunikasi militer dan utilitas listrik. Data yang berhasil disadap mencakup informasi tentang lokasi aset dan instruksi operasi, terutama di daerah terpencil yang sepenuhnya bergantung pada komunikasi satelit.
Kondisi ini mengingatkan akan pentingnya menjaga keamanan data, terutama di negara-negara yang mengembangkan infrastruktur satelit independen. Di Indonesia, proyek SATRIA-1 merupakan langkah pemerintah untuk memperkuat teknologi komunikasi.
Puncak Gunung Es
Para peneliti memperkirakan bahwa celah keamanan ini hanya merupakan puncak gunung es, karena mereka baru bisa mengakses sekitar 15 persen dari satelit geostasioner yang ada. Penyadapan ini menegaskan risiko global yang mungkin selama ini terabaikan, menuntut perhatian lebih terhadap aspek keamanan di tengah perkembangan teknologi yang terus melaju.
Tim peneliti berencana merilis alat open-source untuk analisis sinyal satelit, mendorong penyedia layanan untuk segera menerapkan enkripsi pada semua transmisi data. Schulman menekankan, “Enkripsi bukan sekadar standar, tetapi keharusan.” Penemuan ini menjadi pengingat penting bagi industri telekomunikasi mengenai betapa krusialnya perlindungan data untuk melindungi privasi dan keamanan infrastruktur kritis.