
Headline24jam.com – Ilmuwan dari Inggris dan Kanada berhasil mengidentifikasi serta mengukur molekul protein beracun yang diduga menjadi penyebab penyakit Parkinson. Penemuan ini terjadi pada 3 Oktober 2023 dan diharapkan dapat membantu sains memahami bagaimana penyakit neurodegeneratif ini berkembang secara molekuler.
Penemuan Penting dalam Studi Parkinson
Selama ini, sel-sel otak penderita Parkinson dikenal memiliki akumulasi protein beracun, yang dikenal sebagai badan Lewy, yang merupakan indikator klasik penyakit ini. Badan Lewy ini tersusun dari protein ɑ-synuclein yang berbentuk oligomer. Para peneliti meyakini bahwa aktivitas oligomer ini berperan penting dalam awal dan percepatan perkembangan penyakit.
Namun, para ilmuwan telah kesulitan untuk mengamati struktur nano ini pada otak manusia hingga saat ini. Kini, ilmuwan dari Universitas Cambridge dan Universitas Montreal telah mengembangkan alat pencitraan baru yang dapat menunjukkan oligomer dalam jaringan otak untuk pertama kalinya.
Inovasi dalam Teknik Pencitraan
Teknik yang diperkenalkan oleh tim peneliti, yang disebut ASA-PD (Advanced Sensing of Aggregates for Parkinson’s Disease), memanfaatkan tag fluoresen yang terpasang pada oligomer ɑ-synuclein dalam jaringan otak post-mortem. “Ini adalah kali pertama kami bisa mengamati oligomer langsung di jaringan otak manusia pada skala ini,” kata Rebecca Andrews, seorang peneliti postdoctoral di Lee’s Lab.
Dalam studi ini, tim membandingkan otak penderita Parkinson dengan orang seusia yang tidak terkena penyakit. Mereka menemukan bahwa walaupun oligomer terdeteksi di kedua grup, jumlah dan ukuran oligomer di kelompok Parkinson lebih besar serta memiliki sinar yang lebih cerah.
Implikasi Penemuan bagi Penelitian Masa Depan
Beberapa oligomer yang diidentifikasi hanya ditemukan di otak penderita Parkinson. Hal ini dianggap sebagai tanda awal penyakit yang mungkin muncul bertahun-tahun sebelum gejala lainnya terlihat. Parkinson mempengaruhi sekitar 12 juta orang di seluruh dunia, dan angka ini diprediksi meningkat menjadi 25 juta pada tahun 2050 seiring dengan bertambahnya usia populasi.
Lucien Weiss, biophysicist dari Universitas Montreal yang juga terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa, “Oligomer telah menjadi jarum dalam tumpukan jerami, tetapi sekarang kami tahu di mana letak jarum tersebut, ini bisa membantu kami menargetkan tipe sel tertentu di beberapa area otak.”
Penutup
Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik ASA-PD dapat digunakan untuk menganalisis molekul terkait penyakit lain, seperti Huntington dan Alzheimer. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana penyakit Parkinson berkembang, diharapkan penelitian ini dapat membuka jalan untuk strategi pengobatan baru yang lebih efektif. Temuan lengkapnya dipublikasikan dalam jurnal Nature.