
Headline24jam.com – Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Murdoch Children’s Research Institute (MCRI) di Victoria, Australia, mengungkap bahwa terapi hormon yang diterima oleh 40 wanita transgender dewasa dapat memicu perubahan signifikan pada protein dalam tubuh mereka untuk lebih menyerupai protein pada wanita cisgender. Studi ini, yang dilakukan sebelum dan enam bulan setelah penerapan terapi hormon, menunjukkan dampak hormonal tidak hanya pada penampilan fisik tetapi juga pada tingkat molekuler, yang dapat memengaruhi risiko beberapa kondisi kesehatan.
Apa yang Ditemukan dalam Penelitian Ini?
Penelitian yang mencakup pengguna terapi hormon feminin, seperti estradiol dan dua bentuk kombinasi, yakni cyproterone acetate atau spironolactone, menganalisis lebih dari 5.000 protein dalam darah peserta. Hasilnya memperlihatkan perubahan signifikan pada 36 dari 100 protein yang biasanya berbeda antara pria dan wanita; protein-protein ini beralih ke bentuk “wanita” setelah penggunaan hormon.
Implikasi untuk Kesehatan Transgender
Boris Novakovic, Associate Professor di MCRI, menjelaskan, “Untuk wanita transgender, kami menemukan bahwa terapi hormon yang mengafirmasi gender mengubah tingkat banyak biomarker protein yang mencerminkan apa yang terjadi secara klinis.” Dia menambahkan bahwa perubahan ini dapat berpengaruh pada risiko penyakit alergi dan autoimun yang lebih umum pada perempuan, namun bisa juga mengurangi risiko penyakit jantung yang lebih sering terjadi pada laki-laki.
Perubahan ini termasuk penurunan protein yang terkait dengan pembentukan sperma, khususnya di kelompok yang menerima cyproterone. Hal ini diakibatkan oleh efek lebih besar dalam penurunan kadar testosteron.
Pentingnya Pemantauan Jangka Panjang
Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting untuk pemantauan kesehatan jangka panjang pada individu transgender yang menerima terapi hormon. Novakovic menekankan pentingnya pengakuan bahwa wanita transgender mungkin juga menghadapi tantangan kesehatan yang serupa dengan wanita cisgender.
Potensi Pengembangan Terapi Hormon
Profesor Ada Cheung, salah satu penulis studi, mengatakan, “Studi tentang protein bisa membantu dalam pengembangan pendekatan perawatan yang dipersonalisasi dengan memantau efektivitas terapi hormon pada wanita transgender.” Dia menganjurkan deteksi dini efek samping potensial terhadap kesehatan jantung atau fungsi imun.
Kesimpulan
Dengan makna yang lebih luas, penelitian ini menyoroti fleksibilitas dan adaptasi tubuh manusia terhadap perubahan hormonal meskipun di usia dewasa. Walau studi ini hanya melibatkan terapi hormon feminin, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami potensi perubahan pada individu transgender pria atau non-biner serta dampaknya pada kesehatan jangka panjang.
Studi ini telah dipublikasikan dalam Nature Medicine dan menunjukkan betapa pentingnya pemahaman ilmiah mengenai terapi hormon dalam konteks kesehatan transgender.