
Headline24jam.com – Suasana haru menyelimuti kisah perceraian seorang wanita dari Aceh Singkil, yang viral di media sosial. Safitri, sang istri, mengungkapkan bahwa dirinya diceraikan hanya dua hari sebelum suaminya diwisuda menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada 17 Agustus 2025. Mirisnya, baju dinas yang dikenakan suaminya saat pelantikan dibeli dari hasil kerja kerasnya berjualan sayur dan cabai.
Cerita ini diungkapkan oleh Safitri dalam video berdurasi 1 menit 30 detik yang diposting oleh teman dekatnya, Rita Sugiarti Ricentil Panggabean. Dalam video tersebut, Safitri mengisahkan perasaannya dengan penuh haru. “Selamat jalan sahabat kami, Fitri. Semoga bahagia segera kau dapati,” bunyi pengantar dari Rita.
Kisah Penuh Harapan dan Kehilangan
Cerita Safitri menggugah banyak hati. Ratusan komentar di media sosial meluapkan dukungan dan doa untuknya. Ia menjelaskan bahwa perceraian itu terjadi pada 15 Agustus 2025, tepat sebelum suaminya menerima SK dan dilantik dua hari kemudian. “Pengorbananku seolah tak dihargai,” tutur Safitri, merasa perjuangannya tak mendapat balasan yang setimpal.
“Bukan harta, pangkat, atau jabatan yang bisa dibawa mati. Hargailah wanita yang mendampingimu dari nol,” papar Safitri, menunjukkan rasa sakit yang mendalam atas pengkhianatan yang diterimanya.
Membangun Kembali Hidup
Meski merasakan ketidakadilan, Safitri menunjukkan ketegaran yang luar biasa. Ia mengaku tidak malu untuk kembali ke rumah orang tua bersama kedua anaknya. “Sejahat apapun aku dan seberapa terzalimi pun, aku akan minta maaf kepada orang tuanya,” ungkapnya dengan penuh pengharapan.
Ia melanjutkan, “Kami pergi dibantu tetangga yang baik, sementara kalian tidak peduli.” Ungkapan tersebut menyoroti rasa sakit dan kebangkitan semangatnya untuk membangun kembali hidupnya yang telah hancur.
Tanggapan Resmi dari Pihak Berwenang
Kisah ini menjadi sorotan publik hingga Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Aceh Singkil, Azman, juga angkat bicara. Ia memastikan akan memanggil suami Safitri untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai situasi ini. Dalam dunia yang sering kali keras, kepedihan Safitri menjadi pengingat akan ketegaran dan harapan di tengah kegelapan.
Dengan dukungan publik yang terus mengalir, Safitri berusaha untuk melanjutkan hidup dan menemukan kebahagiaan baru bagi dirinya dan dua anaknya. Kisahnya bukan hanya tentang kehilangan, tetapi juga tentang keberanian untuk bangkit dan memperjuangkan hak serta masa depannya.