
Headline24jam.com – Hampir 100 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1933, dunia untuk pertama kalinya mengenal Loch Ness Monster setelah serangkaian laporan penampakan muncul di media. Mitos yang berakar dari kisah lokal ini menarik perhatian global, meski Loch Ness bukan satu-satunya danau di Skotlandia dengan legenda serupa. Beberapa faktor, terutama kehadiran dua foto terkenal, memicu minat masyarakat terhadap sosok misterius ini.
Fenomena Foto Nessie
Salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Loch Ness terjadi pada 12 November 1933, ketika Hugh Gray mengklaim telah memotret makhluk aneh di permukaan air. Namun, banyak yang berpendapat bahwa gambar tersebut sebenarnya hanya menunjukkan anjing yang sedang berenang.
Tiga bulan setelahnya, pada 19 April 1934, foto terkenal yang dikenal sebagai “Surgeon’s Photo” diambil oleh Robert Wilson, seorang dokter yang cukup terhormat. Foto ini menunjukkan sosok dengan leher panjang yang muncul dari air, dan memperkuat spekulasi bahwa Nessie adalah makhluk purba, mirip plesiosaur.
Skeptisisme dan Hoaks
Meskipun foto tersebut menjadi sangat berpengaruh, skeptis mulai mempertanyakan keasliannya. Pada tahun 1990-an, Christian Spurling mengungkapkan bahwa foto itu adalah hasil dari sebuah hoaks yang dirancang oleh Marmaduke Wetherell, mantan karyawan Daily Mail yang ingin membalas dendam setelah dijadikan bahan ejekan.
Meskipun banyak laporan penampakan dan klaim aneh di Loch Ness, tidak ada bukti yang jelas mengenakan keberadaan Nessie. Kejadian serupa juga terlihat pada banyak cryptid modern, seperti Bigfoot dan Chupacabra, yang belum menunjukkan bukti nyata adanya.
Teknologi dan Generasi Baru Hoaks
Dalam era digital saat ini, meski setiap orang memiliki kamera canggih dalam genggaman, bukti keberadaan makhluk-makhluk ini tetap sulit ditemukan. Setiap kali seseorang mengklaim telah melihat Nessie atau makhluk lain, bukti tersebut selalu buram dan tidak meyakinkan.
Lisa Given, Profesor Ilmu Informasi dari RMIT University di Australia, menunjukkan bahwa teknologi seperti AI dapat mempercepat penyebaran informasi yang tidak benar. Contohnya, gambar palsu Paus Francis mengenakan jaket puffer yang diciptakan oleh AI viral di media sosial tahun lalu, meski dengan cepat diketahui sebagai hoaks.
Dampak Daring dan Hoaks AI
Di tengah kemajuan teknologi, hoaks dan misinformasi dapat menyebar dengan cepat. Given menjelaskan, “Setelah sesuatu terbagi dan direplikasi secara luas, sulit untuk mengembalikannya.” Dalam konteks saat ini, pemahaman mengenai mitos dan hoaks harus diperkuat, jiwa rasa skeptis perlu ditanamkan saat menghadapi informasi digital.
Ketika teknologi menghasilkan makhluk seperti Loab, hasil karya AI yang mengejutkan, orang harus waspada terhadap penggunaan konten palsu untuk penipuan. Berbeda dengan hoaks yang terbilang lucu, seperti yang terjadi pada Loch Ness, misinformasi yang disengaja saat ini bisa memiliki dampak yang lebih luas di masyarakat.
Kesimpulan
Dalam dunia yang dipenuhi oleh kecepatan informasi dan perkembangan teknologi, penting untuk memiliki sikap kritis terhadap apa yang kita lihat dan terima. Seperti yang dibuktikan dari sejarah Loch Ness Monster, hoaks dapat menjadi bagian dari narasi yang lebih besar yang menguji kepercayaan publik. Kita perlu mengaitkan kepercayaan akan makhluk-makhluk misterius dengan pemahaman yang lebih dalam dan kesadaran terhadap dampak informasi yang tidak akurat.