
Headline24jam.com – Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Anthony Clement dan Dr. Catherine Tallon-Baudry dari École Normale Supérieure, PSL University, mengungkap bahwa otak menggunakan mekanisme yang berbeda saat mengingat gambar dibandingkan saat melihatnya secara langsung. Studi ini melibatkan 28 sukarelawan sehat di Paris dan bertujuan untuk memahami perbedaan proses kognitif ini, yang dapat menjelaskan mengapa sebagian orang memiliki kemampuan imajinasi mental yang berbeda.
Perbedaan dalam Memori dan Persepsi
Dalam penelitian ini, peserta diminta untuk mengingat peta negara asal mereka sambil mengenakan mesin elektroensefalografi (EEG). Mereka kemudian ditugaskan untuk memfokuskan perhatian pada salah satu sisi peta, baik timur atau barat, dan menempatkan nama dua kota yang ditampilkan pada mental map mereka serta menentukan mana yang lebih dekat dengan Paris.
Metode Penelitian
Penelitian melibatkan 70 percobaan, di mana peserta juga dibangun antara tugas mental dan tugas visual menggunakan dua titik di layar. Fokus utama tidak hanya pada jawaban yang benar, tetapi juga pada kecepatan respon. Peserta awalnya diminta untuk menilai keyakinan mereka dalam mengidentifikasi lokasi kota-kota di peta.
Temuan Penting
EEG yang diambil selama eksperimen menunjukkan bahwa bagian otak yang berbeda diaktifkan saat peserta memfokuskan perhatian pada wilayah tertentu dari peta dibandingkan dengan saat mereka melihat titik di layar. Khususnya, saat melakukan tugas visualisasi, aktivitas gelombang alfa di bagian otak tertentu menunjukkan perubahan yang tidak terjadi saat objek fisik berada di depan mereka.
Kesimpulan Penelitian
Clement dan Tallon-Baudry menyatakan, “Hasil kami menantang asumsi bahwa perhatian spasial dalam imajinasi mental menggunakan mekanisme yang sama dengan perhatian visual spasial.” Temuan ini membuka diskusi lebih lanjut tentang bagaimana proses kognitif kita beroperasi dan memberikan wawasan tentang kondisi seperti aphantasia, di mana individu tidak dapat memvisualisasikan gambar dalam pikiran mereka.
Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience dan berpotensi mengubah pemahaman kita tentang bagaimana otak mengelola memori dan visualisasi.