
Headline24jam.com – Korea Utara (Korut) melakukan peluncuran misil balistik pada Rabu (22/10), yang merupakan yang pertama dalam beberapa bulan terakhir. Aksi ini terjadi hanya sepekan sebelum pertemuan puncak pimpinannya dengan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang dijadwalkan tiba di Korea Selatan (Korsel).
Deteksi dan Jarak Tempuh Misil
Badan Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel melaporkan bahwa beberapa proyektil yang ditembakkan, diyakini sebagai misil balistik jarak pendek, terdeteksi. Misil tersebut diluncurkan sekitar pukul 08.10 pagi waktu setempat dari selatan Ibu Kota Pyongyang dan mampu terbang sejauh sekitar 350 kilometer.
Konteks Peluncuran
Peluncuran ini menjadi yang pertama sejak Presiden Korsel, Lee Jae-myung, mengemban jabatan pada Juni lalu. Dalam konteks ini, Trump mengungkapkan harapannya untuk bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, yang pernah diadakan selama masa jabatannya yang pertama.
Sikap Korut Terhadap Negosiasi
Media pemerintah Korut mengindikasikan kemungkinan Kim Jong-un terbuka untuk perundingan mendatang. Syaratnya, AS harus menghentikan tuntutan untuk denuklirisasi Pyongyang. “Jika AS membuang obsesi delusifnya dan sungguh-sungguh menginginkan koeksistensi damai, maka tidak ada alasan untuk tidak mencapai ini,” katanya.
Tindakan Terbaru Korut
Pada bulan ini, Korut memamerkan misil balistik antarbenua terkuat dalam parade militer yang dihadiri pejabat tinggi dari Rusia dan Tiongkok. Jangkauan serangan misil Hwasong-20 terbaru tidak mengenal batas.
Tanggapan terhadap Trump
Menurut Park Won-gon, profesor di Universitas Wanita Ewha di Seoul, peluncuran misil ini merupakan tanggapan langsung terhadap tindakan Trump baru-baru ini. Ia menambahkan bahwa Kim Jong-un ingin menegaskan posisi rezimnya selama KTT yang diselenggarakan oleh Seoul, serupa dengan yang telah dilakukan sebelumnya.
Agenda Trump di Korsel
Trump direncanakan tiba di Korsel pada tanggal 29 Oktober untuk menghadiri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).