Headline24jam.com – Pada Selasa, 21 Oktober 2023, sekitar 1.000 situs dan layanan yang bergantung pada Amazon Web Services (AWS) mengalami gangguan besar, termasuk aplikasi populer seperti Slack, Trello, Zoom, WhatsApp, dan permainan seperti Fortnite. Gangguan ini berdampak luas pada berbagai sektor, memperlihatkan risiko tinggi ketergantungan pada layanan cloud.
Gangguan Meluas pada Infrastruktur Digital
Laporan dari Downdetector dan Techradar menunjukkan bahwa gangguan ini mencakup layanan penyimpanan data, daya komputasi, dan infrastruktur digital lainnya. Beberapa perusahaan besar yang terpengaruh termasuk Venmo, Robinhood Markets, dan jaringan restoran cepat saji McDonald’s. Bahkan layanan internal Amazon seperti Alexa dan Ring juga terganggu.
Corey Quinn, Kepala Ekonom Cloud di Duckbill Group, menilai bahwa insiden ini mungkin merupakan yang paling signifikan bagi AWS sejak masalah besar sebelumnya pada Desember 2021. “Pertanyaannya, apakah ini gangguan besar lainnya, atau justru karena kita semakin bergantung pada Amazon?” ungkapnya.
Ketergantungan Global pada Layanan Cloud
AWS menguasai 30% pasar layanan cloud global, jauh di depan Microsoft Azure dengan 20% dan Google Cloud dengan 13% (Statista). Ketergantungan yang tinggi ini menjadikan AWS sebagai titik kegagalan tunggal (single point of failure) bagi banyak web dan aplikasi di seluruh dunia.
Patrick Burgess, pakar keamanan siber, juga menegaskan dampak dari ketergantungan ini. “Jika kita mengandalkan sedikit penyedia, kesalahan apa pun di salah satu penyedia tersebut dapat berpengaruh pada miliaran orang,” katanya.
Penyebab Gangguan yang Perlu Diperhatikan
Meskipun gangguan besar sering memicu spekulasi tentang serangan siber, laporan menunjukkan bahwa kali ini disebabkan oleh kesalahan infrastruktur internal, bukan aktivitas jahat. Darren Guccione, CEO dan Co-founder Keeper Security, menyatakan pentingnya memahami perbedaan ini agar tidak mengaburkan risiko sebenarnya.
“Ekosistem TI modern sangat tergantung pada segelintir penyedia cloud. Ketika terjadi insiden besar, baik akibat kegagalan teknis atau kesalahan konfigurasi, dampaknya setara dengan serangan siber terkoordinasi,” ujar Darren. Ini menegaskan perlunya perusahaan memiliki rencana ketahanan yang lebih komprehensif.
Strategi Menghadapi Ancaman di Masa Depan
Perusahaan kini perlu menyusun strategi yang tidak hanya berfokus pada pencegahan ancaman, tapi juga memastikan stabilitas ketika terjadi kegagalan. Rencana kesinambungan bisnis harus mencakup perlindungan terhadap berbagai jenis gangguan, baik siber maupun non-siber.
Implementasi kerangka kerja zero-trust dan solusi Privileged Access Management (PAM) dapat memperkuat posisi perusahaan saat menghadapi gangguan. Hal ini tidak hanya membantu dalam melindungi dari pelanggaran keamanan, tetapi juga menjaga visibilitas dan kontrol saat menghadapi krisis.
Pentingnya Diversifikasi Infrastruktur Digital
Insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya diversifikasi dalam pengelolaan infrastruktur digital. Banyak perusahaan kini mulai mempertimbangkan strategi multi-cloud untuk mengurangi ketergantungan pada satu penyedia layanan cloud. Permasalahan ini menunjukkan bahwa meski cloud computing menawarkan efisiensi, risiko terkonsentrasi tetap harus diwaspadai.
Setelah melewati 15 jam gangguan, layanan AWS pulih sepenuhnya, memberikan pelajaran bagi ekosistem digital global. Walaupun layanan yang terpengaruh kini sudah berfungsi kembali, insiden ini menyoroti pentingnya membangun infrastruktur yang lebih tangguh di masa depan.
Perusahaan yang bergantung pada layanan cloud diharapkan lebih serius dalam merencanakan strategi backup dan disaster recovery yang lebih baik untuk mengamankan operasi mereka di tengah ketidakpastian.