Headline24jam.com – Samsung Electronics mengambil langkah signifikan dengan memutuskan untuk menggunakan chip Exynos 2600 di seluruh seri Galaxy S26 pada pasar tertentu. Ini menandai pemakaian kembali prosesor internal setelah empat tahun, dengan pengujian menunjukkan kinerja yang solid. Produksi massal telah dimulai sebagai persiapan untuk peluncuran yang dijadwalkan awal tahun depan.
Penggunaan Exynos 2600 di Galaxy S26
Sumber yang berbicara kepada Yonhap News Service menyatakan bahwa pengujian menunjukkan bahwa Exynos 2600 mampu bersaing dengan prosesor dari pesaing lainnya. Menurut analis teknologi Korea Selatan, Jukan, Samsung mengonfirmasi bahwa chip ini akan digunakan pada model Galaxy S26 standar, Plus, dan Ultra di sektor pasar tertentu.
Target Pasar dan Pendekatan Dual-Sourcing
Seri Galaxy S26 akan menyasar segmen premium, dengan ekspektasi peluncuran pada awal 2024. Samsung dikenal menerapkan strategi dual-sourcing, mengombinasikan penggunaan chipset Qualcomm dan Exynos untuk memenuhi kebutuhan pasar global. Diperkirakan, pangsa pasar Exynos dalam seri ini mencapai 50%. Model yang dipasarkan di Korea dan Eropa akan dilengkapi dengan chip Exynos, sedangkan di AS, Jepang, dan Tiongkok cenderung menggunakan chipset Qualcomm.
Potensi Dan Tantangan Exynos 2600
Langkah ini mencerminkan kemajuan desain chip Samsung dalam persaingan dengan vendor lain. Jukan mengungkapkan bahwa data uji internal menunjukkan performa GPU Exynos 2600 mencapai 75% lebih baik dibandingkan chipset A19 Pro dari Apple dan 29% lebih baik dari Snapdragon 8 Gen 5 Elite milik Qualcomm. Chip ini diharapkan memiliki keunggulan dalam NPU dan GPU, serta kemampuan AI dan gaming yang menjanjikan dengan proses 2nm untuk efisiensi lebih baik.
Namun, keputusan menggunakan Exynos 2600 bukan tanpa risiko. Chip ini memiliki riwayat kompleks, termasuk masalah performa dan kekhawatiran terkait overheating. Di samping itu, kemungkinan keterbatasan distribusi di pasar AS dan lainnya menjadi perhatian tersendiri.
Evaluasi Kinerja dan Persepsi Pasar
Kinerja chip ini dalam penggunaan nyata masih harus dievaluasi secara lebih mendalam. Data performa yang ada saat ini bergantung pada benchmark awal dan pengujian internal saja. Ada kekhawatiran bahwa riwayat penerimaan negatif terhadap Exynos dapat memengaruhi daya jual produk di pasaran.
Kedepannya, publik dan pengamat industri menanti keputusan Samsung ini apakah akan terbukti sebagai langkah strategis yang sukses atau sebaliknya. Kinerja chip dalam perangkat nyata serta reaksi pasar akan menjadi indikator penting dalam menyikapi kebangkitan Prosesor Exynos.