Headline24jam.com – Ford F-150 Lightning memasuki fase penghentian produksi yang belum ditentukan akibat kebakaran di pabrik aluminium Novelis di Oswego, New York, pada 16 September. Dengan dampak besar dari insiden tersebut, Ford memutuskan untuk memprioritaskan peningkatan produksi truk berbahan bakar gas dan hybrid dalam upaya memenuhi permintaan pelanggan yang kuat dan mengatasi kerugian produksi akibat kebakaran.
Perusahaan automotif ini berencana memproduksi lebih dari 50,000 truk tambahan pada tahun depan, di mana model gas dan hybrid dipilih karena dianggap lebih menguntungkan dan menggunakan lebih sedikit aluminium dibandingkan Lightning yang sepenuhnya elektrik. Ini tentunya menjadi langkah strategis yang penting bagi Ford dalam kondisi yang sulit saat ini.
Kebakaran tersebut mengakibatkan kerusakan signifikan, memperkirakan kerugian hingga $1 miliar bagi Ford. Karena F-150 mengandalkan aluminium dalam konstruksinya, keputusan untuk berfokus pada model yang lebih menguntungkan menjadi sangat logis.
Produksi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Sebagai konsekuensi dari perubahan prioritas ini, karyawan di Rouge Electric Vehicle Center, tempat produksi Lightning, akan dialihkan untuk bergabung dengan tim baru yang akan memproduksi truk bertenaga gas di pabrik Dearborn. Ford juga berencana merekrut hingga 900 pekerja tambahan untuk mendukung peningkatan produksi ini, yang mencerminkan kebutuhan akan tenaga kerja yang lebih besar.
Investasi di Pabrik Kentucky
Tidak hanya itu, Ford juga akan meningkatkan output di pabrik Kentucky Truck dengan menambah 100 karyawan dan melakukan investasi senilai $60 juta. Dengan investasi ini, pabrik diharapkan dapat memproduksi satu truk tambahan setiap jam, sehingga totalnya menjadi lebih dari 5,000 truk per tahun.
Penjualan F-150 Lightning
Meskipun penjualan F-150 Lightning mengalami kenaikan hampir 40 persen pada kuartal ketiga 2025, di mana Ford berhasil menjual lebih dari 10,000 unit, penjualan untuk model 2026 hanya meningkat sebesar 1 persen dengan total 23,034 unit terjual. Angka tersebut masih jauh dibandingkan dengan penjualan keseluruhan F-Series yang mencapai hampir 200,000 unit hanya dalam kuartal terakhir.
Kesimpulan
Dengan demikian, Ford harus menyesuaikan langkahnya untuk memenuhi permintaan pasar. Memproduksi kendaraan yang diminati oleh pelanggan menjadi kritik utama dalam strategi perusahaan. Melalui langkah-langkah ini, Ford berusaha untuk mempertahankan kemandirian dalam industri otomotif yang sangat kompetitif.