Headline24jam.com – Sebagai respons terhadap transformasi ekonomi global, banyak negara meningkatkan cadangan emas secara signifikan, membeli 830 ton emas dalam setahun pada 2025. Sementara itu, Bitcoin (BTC) semakin dipandang sebagai alternatif investasi yang sebanding dengan emas di tengah tren pelonggaran moneter oleh bank sentral.
Pembelian Emas Mencapai Rekor
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah di seluruh dunia telah berbondong-bondong membeli emas. Data menunjukkan bahwa sebanyak 23 negara menambah cadangan emas mereka pada paruh pertama tahun ini. Perolehan ini mencatatkan efek berkelanjutan selama 16 tahun, di mana posisi bank sentral beralih dari penjual bersih menjadi pembeli yang aktif.
Tren Penambahan Cadangan Emas
Pada 2022, bank sentral di seluruh dunia mengakumulasi sebanyak 1.080 ton emas, diikuti dengan 1.051 ton pada 2023, dan 1.089 ton pada 2024. Sebelum tahun 2010, lembaga-lembaga ini merupakan penjual bersih selama 21 tahun. Ini menunjukkan perubahan strategi signifikan dalam menanggapi ketidakpastian ekonomi global.
Bitcoin Sebagai Aset Digital
Di sisi lain, Bitcoin tampil sebagai aset digital yang semakin diminati. Saat ini, pemegang jangka panjang menguasai hampir seluruh pasokan Bitcoin, sementara stok di bursa terus menyusut. Permintaan dari institusi juga menunjukkan tren yang positif. Banyak investor mulai menganggap BTC sebagai alternatif yang layak terhadap emas, berfungsi sebagai lindung nilai di tengah kondisi pasar yang tidak stabil.
Permintaan Meningkat untuk Nilai Alternatif
Dengan pelonggaran kebijakan moneter global dan semakin tingginya ketertarikan terhadap aset yang jarang, BTC kini semakin menarik perhatian. Trend ini berpotensi melahirkan pasar baru bagi para investor yang mencari alternatif penyimpanan nilai di era ketidakpastian ekonomi.
Sebagai catatan, kedua aset ini menunjukkan pergeseran perilaku investasi yang menarik untuk diperhatikan seiring dengan perkembangan dinamika ekonomi dunia yang terus berubah.