Headline24jam.com – Pada tangal 28 Oktober 1928, di Jakarta, Sumpah Pemuda menjadi simbol semangat perjuangan generasi muda Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Di depan ratusan pemuda dari berbagai daerah, Soegondo Djojopoespito, sebagai ketua Kongres Pemuda II, membacakan ikrar yang ditulis Mohammad Yamin. Acara yang berlangsung meriah ini menyatukan hati dan jiwa para pemuda untuk satu tujuan: Indonesia.
Sumpah Pemuda terdiri dari tiga poin penting yang menjadi fondasi persatuan bangsa. Pertama, ada ikrar tentang satu tanah air, yakni Indonesia. Dalam suasana penuh haru, para peserta saling menggenggam tangan, menegaskan komitmen mereka tanpa membedakan suku, agama, atau asal daerah. “Kita harus cintai tanah air kita,” ungkap salah satu perwakilan dari Sumatera.
Sejarah Sumpah Pemuda
Meskipun tidak ada naskah asli Sumpah Pemuda, rincian ikrar ini tercatat dalam buku Makna Sumpah Pemuda. Saat Soegondo melantunkan setiap baris, sorakan penuh semangat menggema di ruangan, menandakan satu tekad yang bulat.
Teks Asli Sumpah Pemuda
Berikut adalah tiga poin ikrar Sumpah Pemuda yang ditulis oleh Mohammad Yamin:
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
Dalam suasana meriah tersebut, foto-foto bersejarah pun diabadikan, salah satunya yang memperlihatkan teks ikrar Sumpah Pemuda. Pengunjung antusias melihat momen bersejarah ini.
Makna Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda menggarisbawahi makna yang dalam bagi bangsa. Menurut Universitas PGRI Yogyakarta, berikut adalah pesan dari tiga poin ikrar tersebut.
Satu Tanah Air Indonesia
Pemuda dari berbagai latar belakang bersatu dalam satu tanah air, menumbuhkan cinta tanah air yang harus digaungkan oleh setiap warga negara. “Kita adalah satu, tak ada perbedaan,” kata seorang narasumber yang hadir.
Satu Bangsa Indonesia
Sumpah ini mendukung persatuan di tengah keragaman. Meskipun berbeda-beda, satu identitas sebagai bangsa Indonesia harus dijunjung. “Kami adalah satu bangsa yang utuh,” tambah perwakilan dari Bali.
Satu Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia menjadi jembatan komunikasi yang menyatukan warga dari seluruh pelosok Nusantara. Hal ini akan terus memperkuat kebersamaan dan mempermudah interaksi antar daerah.
Sumpah Pemuda bukan hanya sebuah pernyataan, tetapi sebuah komitmen untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Mari kita terus ingat pesan ini dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
(arm/dia)