Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pria, rata-rata, memiliki tinggi sekitar 13 sentimeter (5 inci) lebih tinggi dibandingkan wanita. Temuan ini menunjukkan bahwa hormon seks dan gen pertumbuhan berperan penting dalam perbedaan tinggi badan ini. Meski banyak studi terfokus pada identifikasi gen spesifik pria, mekanisme genetik yang mendasari perbedaan ini masih belum sepenuhnya dipahami.
Peran Hormon dalam Pertumbuhan Tinggi
Hormon seperti androgen testis menjadi faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi pria mulai dari pubertas. Namun, peneliti masih mencari tahu bagaimana interaksi antara hormon ini dan faktor genetik memengaruhi tinggi badan dewasa. Sebuah laporan baru membahas tentang kompleksitas ini, menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendalam untuk memahami mekanisme yang terlibat.
Fokus pada Gen SHOX
Dua studi terbaru, salah satunya ditulis oleh tim peneliti yang sama, menginvestigasi gen terkait pertumbuhan bernama SHOX yang ada pada kromosom seks X dan Y, sehingga dimiliki oleh pria dan wanita. Meskipun SHOX tidak eksklusif untuk pria, penelitian menunjukkan bahwa gen ini lebih aktif pada jaringan pria dibandingkan wanita.
Bukti dari Data Genom
Dalam studi kedua, data dari 928.605 individu dijadikan acuan. Di antara mereka, 1.225 memiliki aneuploidi kromosom seks, yaitu jumlah kromosom X atau Y yang tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambahan kromosom Y berhubungan dengan peningkatan tinggi badan sebesar 3,1 sentimeter (1,2 inci) dibandingkan dengan tambahan kromosom X.
Dampak Abnormalitas Gen SHOX
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa adanya gangguan dalam gen SHOX menyebabkan penurunan tinggi badan yang signifikan—hingga 18,6 sentimeter (7,3 inci) pada pria dan 8,9 sentimeter (3,5 inci) pada wanita. “Temuan ini konsisten dengan hipotesis bahwa pengurangan ekspresi SHOX pada wanita menghasilkan perbedaan tinggi antara jenis kelamin,” kata peneliti dalam studi kedua.
Kesimpulan
Melihat gabungan hasil kedua studi, terlihat bahwa gen di kromosom seks berkontribusi dalam pengaturan tinggi badan dewasa. Meski demikian, peneliti mengakui bahwa SHOX mungkin bukan satu-satunya gen yang menentukan perbedaan ini, dan mereka “tidak dapat mengecualikan kemungkinan ada gen atau RNA lain yang belum diidentifikasi di kromosom seks yang dapat mempengaruhi tinggi badan dengan cara yang berbeda menurut jenis kelamin.”
Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Human Genetics dan menambahkan pemahaman baru tentang dimorfisme seksual dalam pertumbuhan manusia.