Headline24jam.com – Komite Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York baru-baru ini mengadopsi resolusi yang menegaskan pentingnya mempertahankan kontrol manusia atas sistem senjata nuklir. Langkah ini diambil untuk menghindari kemungkinan penggunaan senjata tersebut oleh kecerdasan buatan (AI) dengan cara yang tidak diinginkan.
Upaya Mencegah Risiko AI
Resolusi yang diusulkan oleh Meksiko dan beberapa negara anggota lainnya menekankan potensi risiko yang timbul dari integrasi AI dalam sistem senjata nuklir. Menurut laporan NHK, kekhawatiran ini muncul seiring meningkatnya penggunaan teknologi AI oleh militer di seluruh dunia.
Masalah Teknis dan Konsekuensi Serius
Dokumen tersebut menyebutkan bahwa masalah teknis yang terkait dengan AI dapat menimbulkan konsekuensi serius, termasuk kemungkinan penggunaan senjata nuklir secara tidak sengaja. Kekhawatiran ini membuat perlunya adanya pengawasan manusia yang tetap terjaga dalam pengoperasian senjata nuklir.
Dukungan dan Penolakan
Resolusi ini disahkan dengan dukungan dari 115 negara, namun delapan negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara bersenjata nuklir lainnya, menolak. Jepang memilih untuk abstain, dengan alasan mempertimbangkan keseimbangan antara peluang dan risiko yang dihadirkan oleh AI.
Pandangan Para Ahli
Profesor Daniel Holz dari Departemen Fisika Universitas Chicago menyebut integrasi teknologi AI ke dalam senjata nuklir sebagai hal yang mengerikan. Ia menggarisbawahi bahwa langkah-langkah pencegahan harus diambil secara serius, dengan menyatakan, “Tekanan yang sangat kuat diperlukan untuk mencegah integrasi ini.”
Kesimpulan
Resolusi ini menegaskan bahwa pengawasan dan kontrol manusia dalam sistem senjata nuklir harus tetap dipertahankan. PBB kini menghadapi tantangan untuk memastikan bahwa teknologi canggih tidak digunakan dengan cara yang dapat membahayakan dunia.