Headline24jam.com – Myanmar menjadi sorotan internasional setelah penggerebekan besar-besaran di kompleks KK Park oleh militer Tatmadaw pada Senin, 20 Oktober. Operasi yang berlangsung di Myawaddy, Negara Bagian Kayin, ini terungkap sebagai pusat aktivitas penipuan online terbesar di dunia.
Penggerebekan KK Park
KK Park, yang terletak dekat perbatasan Thailand, dikenal sebagai markas jaringan penipuan daring yang terkait dengan berbagai kejahatan siber. Dalam penggerebekan tersebut, aparat berhasil menemukan praktik penipuan investasi, judi online, dan perdagangan manusia.
Metode Recrutmen Pekerja
Jaringan ini merekrut ribuan pekerja dari berbagai negara melalui tawaran pekerjaan palsu. Namun, setibanya di lokasi, pekerja justru dipaksa berpartisipasi dalam penipuan daring di bawah ancaman kekerasan.
Teknologi yang Digunakan
Kompleks tersebut dilengkapi dengan perangkat internet satelit Starlink untuk menjaga koneksi dengan jaringan global meskipun berada di area dengan infrastruktur minim.
Kondisi Pekerja
Laporan dari The Guardian menyebutkan pekerja dipaksa bekerja hingga 17 jam sehari dengan tekanan fisik dan psikologis. Banyak dari mereka yang tidak memiliki kebebasan untuk keluar dan diperlakukan seperti tahanan.
Hasil Penggerebekan
Dalam aksi yang berlangsung pertengahan Oktober ini, sebanyak 2.198 orang diamankan. Polisi juga menyita sekitar 30 unit terminal satelit Starlink yang digunakan untuk aktivitas ilegal.
Dampak dan Rekrutmen Ulang
Jason Tower dari Global Initiative Against Transnational Organized Crime (GI-TOC) menyatakan banyak mantan pekerja KK Park kembali direkrut oleh jaringan penipuan lainnya. Mereka kini mencari lokasi baru untuk melanjutkan kegiatan kejahatan ini.
Kerugian dari Penipuan Daring
Menurut laporan PBB, kerugian akibat penipuan daring di Asia Tenggara dan Asia Timur mencapai US$37 miliar pada tahun 2023. Jumlah ini diyakini jauh lebih besar, mengingat banyak korban yang enggan melapor.
Keterhubungan Kejahatan
Kasus KK Park menjadi contoh nyata bagaimana kejahatan siber, perdagangan manusia, dan teknologi modern saling terkait dalam jaringan kriminal global. “Kasus ini menunjukkan eksploitasi manusia dan kejahatan digital yang saling terkait dalam ekosistem kriminal lintas batas,” terang laporan GI-TOC.
Reporter: Juliana Belence